Ilustrasi tentara Amerika Serikat (Foto: Doknet)
Washington, Jurnas.com - Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (AS) melakukan reposisi pasukan dan peralatan militer di Niger, serta menarik sejumlah kecil personal yang dianggap tidak penting. Hal ini dilakukan demi kehati-hatian, pasca Niger mengalami kudeta pada Juli lalu.
Sejumlah pejabat yang berbicara secara anonim, sebagaimana dikutip dari Reuters pada Jumat (8/9), menolak mengatakan jumlah personel yang akan diberangkatkan dan akan direposisi di Niger dari Pangkalan Udara 101 di ibu kota Niamey, ke Pangkalan Udara 201 di kota Agadez.
"Konsolidasi ini mewakili perencanaan militer yang bijaksana untuk menjaga aset-aset AS sambil terus mengatasi ancaman ekstremisme kekerasan di kawasan," kata salah satu pejabat.
Jurgen Klopp Tolak Tawaran Latih Timnas AS
"Ini tidak mengubah keseluruhan postur kekuatan kami di Niger, dan kami terus meninjau semua opsi sambil menilai jalan ke depan. Pergerakan aset AS telah dikoordinasikan dan disetujui oleh otoritas yang berwenang," sambung dia.
Para pejabat menolak memberikan rincian lebih lanjut tentang alasan reposisi tersebut. Secara umum, lebih mudah untuk mengevakuasi orang dari satu lokasi, meskipun tidak ada bukti yang dapat menunjukkan hal itu.
Diketahiu, selama satu dekade terakhir, pasukan AS telah melatih pasukan Niger dalam program kontra-terorisme dan melakukan misi drone melawan ISIS dan afiliasi Al Qaeda di wilayah tersebut.
Setelah kudeta, Amerika Serikat menghentikan program bantuan luar negeri tertentu untuk Niger dan menunda pelatihan militer. Sebagian besar pasukan mendiami pangkalan militer untuk sementara waktu.
Jurgen Klopp Tolak Tawaran Latih Timnas AS
"Para pemimpin upaya kudeta ini membahayakan keamanan Niger, menciptakan potensi kekosongan yang dapat dieksploitasi oleh kelompok teroris atau kelompok jahat lainnya," ungkap pejabat tersebut.
KEYWORD :Amerika Serikat Niger Personel Militer Kudeta