Rektor Universitas Terbuka, Ojat Darojat (kanan) bersama Dekan FHISIP UT, Muhammad Husni Arifin (Foto: Muti/Jurnas.com)
Jakarta, Jurnas.com - Universitas Terbuka (UT) menggelar konferensi internasional The 5th Open Society Conference (OSC) pada Rabu (13/9). Kegiatan ini bertujuan meningkatkan jumlah publikasi ilmiah internasional, mengingat UT baru saja berstatus Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH).
Bertajuk `Empowering Technology: Humanities, Business & Political Perspectives in VUCA Era`, konferensi internasional OSC diikuti oleh 300 peserta, yang hadir secara daring dan luring.
Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestiano Dardak memberikan keynote speak secara daring, serta empat narasumber sebagai pembicara panel yakni: Founder AI4Diversity sekaligus Chief AI Evangelist, Steve Nouri; Founder Drone Emprit, Ismail Fahmi; Dr. Carin Holroyd dari University Saskatchewan Kanada; dan Rahmat Budiman dari UT.
Rektor UT, Prof. Ojat Darojat mengatakan konferensi internasional kelima yang dilaksanakan oleh Fakultas Hukum Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FHISIP) ini mempresentasikan 76 artikel terpilih dari kalangan peneliti dalam maupun luar negeri.
"Kegiatan ini juga sangat bagus bagi UT untuk mengetahui isu-isu global dan pemanfaatan kemajuan di bidang teknologi untuk mendukung pendidikan, bagaimana isu-isu terkini bisa diadopsi dan diadaptasi untuk kemajuan UT di masa depan," terang Ojat kepada awak media di Gedung UTCC, Kampus UT Pusat, Pondok Cabe, Tangerang Selatan.
Selain melalui konferensi internasional, Ojat juga menerapkan kebijakan lainnya guna meningkatkan jumlah publikasi ilmiah internasional, salah satunya dengan memberikan insentif bagi dosen yang berhasil menembus jurnal bereputasi.
"Kalau (tembus) di Scopus untuk satu jurnal itu (rewardnya) Rp40 juta untuk Q1, sedangkan Q2 itu Rp30 juta. Termasuk juga jurnal nasional, Sienta," imbuh Ojat.
Sementara itu, Dekan FHISIP UT, Muhammad Husni Arifin, menyebut konferensi internasional OSC menekankan penggunaan teknologi yang berkaitan dengan manusia. Menurut dia, teknologi tidak boleh berada di luar kendali manusia sebagai pengguna.
"Teknologi itu kan tools. Bagaimana cara teknologi membantu, bukan kita mengikuti teknologi. Itu inti society 5.0," tutup Arifin.
KEYWORD :Konferensi Internasional Publikasi Ilmiah Jurnal Bereputasi Ojat Darojat