Perang Tepung di Yunani
Yunani - Ratusan masyarakat desa Yunani membawa sekanton tepung berwarna dalam menggelar tradisi tahunan yang disebut Perang Tepung `Flour War` pada Senin (28/2). Senin bersih `Clean Senin`, yaitu perayaan yang menandai akhir musim karnaval dan awal Ortodoks Yunani Prapaskah.
"Ini dapat melepas emosi. Anda dapat melepaskan emosi di sini. Apa yang kamu harus lakukan?" kata peserta Efi. "Jika Anda merasa sedih di Athena, di desa-desanya, atau di mana pun itu, dengan dalih krisis ekonomi, berkunjunglah ke sini dan dan luapkan kegudahan itu di sini."
Para penduduk desa mengisi kisaran ratusan tas tepung kue yang diwarnai dengan pewarna makanan untuk digunakan sebagai bom. Pertempuran itu dimulai dengan dering lonceng sapi, kemudian orang-orang berusaha memadamkan kobaran api dengan tepung sebayak mungkin.
Pengujung boleh ikut bermain, atau sekadar menonton dari disepanjang dermaga desa. Penduduk desa menutupi rumah-rumah mereka dengan terpal plastik, dan para peserta mengenakan kacamata dan pakaian plastik.
Kustom yang diyakini berasal dari warga Galaxidi pada tahun 1801 ketika menentang penguasa Ottoman menduduki Yunani yang malarang merayakan karnaval dan melukis wajah mereka dengan abu sambil menari-nari melalui jalan-jalan. Kemerihan acara itu, membuat negara yang dijuluki gudang filosof itu selalu sukses menarik perhatian publik dari dalam dan luar negeri.
Pengadilan Israel Akhiri Rancangan Pengecualian Wajib Militer Bagi Yahudi ultra-Ortodoks
Yunani Perang Tepung Karnaval Ortodoks