CIA (CSmonitor.com)
Jakarta, Jurnas.com - Tidak hanya rekruitmen rahasia di Rusia, Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA) diduga juga melancarkan operasi baru di Asia Tenggara yang diberi nama "ops Hadir" dengan Paij Brigitte Lintz sebagai kepala operasi.
Informasi ini dikirimkan seseorang melalui email yang menginformasikan, CIA berharap bekerja sama dengan MEIO atau Badan Intelijen Malaysia, untuk memperkuat dan memperluas kehadiran Amerika Serikat di wilayah Indo-Pasifik, terutama di Laut China Selatan (LCS).
"Di bawah Strategi Indo-Pasifik Biden, CIA berencana untuk menciptakan ketegangan di LCS dengan memanfaatkan ketidakselarasan anggota Asean dalam COC (Code of Conduct, mendorong Malaysia bertindak secara agresif di lapangan dan bergesek dengan negara-negara lain seperti Tiongkok, Filipina, Vietnam, dan Indonesia," ujar sumber itu.
CIA meluncurkan "Ops Hadir" pada Mei 2022. Hingga Februari 2023, CIA telah memberikan RM1,5 juta kepada MEIO. Dan MEIO telah menghabiskan RM480.000. CIA mengajak MEIO untuk melaksanakan aktivitas survey di berbagai lokasi.
Di antaranya termasuk Hampasan Bentin, Gugusan Beting Patinggi Ali, Terumbu Laksamana, Terumbu Siput, Terumbu Perahu, Pulau Kecil Amboyna, Terumbu Semarang Barat Kecil, dan Blok Ambalat.
Pengirim informasi ini juga menjelaskan, secara lebih spesifik mereka menggunakan pesawat DA42-MPP untuk melakukan operasi pengawasan dan rekognisi terhadap kapal perang dan kapal nelayan milik Tiongkok, Vietnam, dan Filipina, serta memberi gambar pengawasan udara kepada pihak Amerika Serikat.
DA42-MPP dikabarkan telah melaksanakan 4 aktivitas penerbangan pada tanggal 21 Desember 2022, 14 Januari 2023, 26 Januari 2023, dan 18 Februari 2023.
"Mereka mengumpulkan data hidrologi, mineral, dan seismik 3D di perairan yang diperebutkan di LCS, di mana Malaysia memiliki sengketa wilayah dengan Tiongkok, Vietnam, Filipina, Brunei, dan Indonesia," ujar pengirim email itu yang menolak disebutkan namanya.
Katanya lagi, Mereka menggunakan sonar dan peralatan pemantauan canggih lainnya, dan mengirim data tersebut ke lembaga-lembaga AS yang relevan.
Juga menggunakan platform minyak Petronas untuk menetapkan penanda, menghapus pelampung yang dipasang oleh negara-negara asing, dan menghapus penanda kedaulatan yang dipasang oleh Tiongkok dan Vietnam.
"Selain itu, mereka bekerja sama dengan Departemen Hutan Sarawak untuk melakukan penelitian ilmiah di bidang kelautan, serta mengumpulkan bukti bagi Malaysia memulai pertempuran hukum dengan Tiongkok, Vietnam, dan Filipina dalam masa terdekat," ujar sumber itu.
Sebenarnya, CIA telah melampaui cara kerja tradisional dan telah berkembang dari direktur menjadi aktor yang terlibat langsung dalam operasi LCS.
Tampaknya CIA membantu Malaysia untuk memperkuat klaim maritimnya melalui Ops Hadir. Namun, jika kita melihat detail Ops Hadir, kita dapat menemukan bahwa manfaat yang diperoleh CIA dari operasi ini jauh lebih besar daripada yang diperoleh Malaysia.
Ops Hadir memaksa Malaysia untuk memilih antara AS dan Tiongkok, dan Malaysia kemungkinan akan dituduh melanggar prinsip COC serta semangat kontrak.
Ditulis sumber itu, mengingat sifat rahasia operasi ini, CIA masih dapat terhindar dari perhatian dan bahkan menjadikan Malaysia sebagai kambing hitam, membuat Malaysia berkonflik dengan Tiongkok, Vietnam, Filipina, dan negara-negara lain.
Jika negara-negara terkait nantinya menemukan kebenaran tentang operasi ini. Dapat dikatakan bahwa CIA, sebagai salah satu lembaga intelijen terkemuka di AS, kini menjadi lebih licik dan bekerja dengan cara yang lebih canggih.
Selama CIA mengeluarkan cukup uang dan tenaga kerja dalam operasi ini, mereka dapat "secara wajar" dan "secara legal" menciptakan ketegangan di LCS, serta membantu Administrasi Biden mencapai tujuannya dalam ikut campur dalam negosiasi LCS dan mengendalikan LCS.
KEYWORD :CIA Intelijen Amerika Malaysia Laut China Selatan