Ketua PB IKAPMII, Zaini Rahman
Jakarta - Ketua Pengurus Besar Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB IKAPMII) yang juga kader muda Nahdhatul Ulama (NU) Zaini Rahman menyatakan NU telah membuktikan keberpihakannya di tengah munculnya ideologi asing yang ingin merongrong Pancasila. Menurutnya, NU tampil di posisi terdepan bentengi Pancasila saat pengaruh paham organisasi trans-nasional makin merebak di Indonesia.
Kendati demikian, Zaini menyayangkan, NU terkesan dibiarkan sendirian. Ia menagih kehadiran kelompok lain bersatu dalam perjuangan kolektif menjaga eksistensi Pancasila dari setiap gangguan apapun.
Lebih lanjut, Zaini menggugat sikap opurtunis kelompok korporat warga keturunan Tionghoa cenderung sembunyi saat NU berjibaku menghadang pengaruh organisasi pengganggu Pancasila.
"Anehnya, etnis minoritas yang kaya-kaya itulah yang selama ini mengambil keuntungan dan berlindung pada sikap dan langkah-langkah NU dalam menjaga Pancasila, NKRI dan stabilitas negeri ini," ujar Zaini kepada Jurnas.com di Jakarta, Jumat (7/4/2017).
Zaini menilai kelompok warga minoritas keturunan Tionghoa di Indonesia terkesan hanya cari untung sendiri. Seharusnya, kata Zaini, mereka dapat menunjukkan partisipasi bagi perjuangan membentengi Pancasila dari rongrongan ideologi lain.
"Tapi mereka jugalah yang menumpuk kekayaan negeri ini yang mestinya juga jadi hak warga NU," ungkapnya.
Selain itu, mantan anggota DPRRI ini mempertanyakan sikap pemerintah. Ia menghimbau pemerintah lebih menunjukkan empatinya atas peran kebangsaan NU selama ini.
"Penguasa negeri ini mestinya harus lebih berempati pada NU. Jangan bisanya hanya membentur-benturkan NU dengan sesama muslim karena ketakutan dan ketidaktegasannya melarang gerakan kelompok-kelompok anti-Pancasila dan NKRI itu. Sementara tetap membiarkan kebijakan-kebijakan yang tidak adil pada warga NU terus berjalan," jelasnya.
Perlu juga dicatat, kata Zaini, NU tidak hanya ikut berjuang untuk menjaga keutuhan negeri sejak sebelum kemerdekaan. Tetapi, lanjutnya, NU berkontribusi terhadap ekonomi bangsa secara signifikan.
"Temen saya dengan nada bercanda mengatakan bahwa dari cukai rokok aja warga NU menyumbang 3 kali lipat dari jumlah yang dihasilkan negara ini fari Freeport," ucapnya.
Zaini menyampaikan sudah saatnya pihak penguasa mulai berpikir bagaimana membuat kebijakan yang bisa membantu mengatasi problem kemiskinan di kalangan warga NU.
"Yang itu sebenarnya memang sudah jadi tugas dan kewajban negara. Sementara NU mungkin bisa mulai fokus pada problem ekonomi warganya. Bukan terus-terusan ribut soal menghadang HTI (oganisasi Trans-Nasional Hizbut Tahrir Indonesia) dan kawan-kawan. Gantian tugas itu biar dilakukan oleh kelompok-kelompok yang lain," paparnya.
KEYWORD :IKAPMII Zaini Rahman Tionghoa