Jakarta, Jurnas.com - Ada yang seru dalam program Magang Kampus Merdeka kali ini di Bagian Media Cetak dan Media Sosial, Biro Pemberitaan Parlemen, Sekretariat Jenderal DPR RI. Kurang lebih 20 orang mahasiswa magang itu berkesempatan memelajari produksi konten Media Sosial (Medsos) DPR RI, khusunya aplikasi Tiktok.
Sejak pukul 10 pagi, mereka beramai-ramai antusias hadir di Ruang Pansus C, Gedung Nusantara III, DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (18/10/2023). Wajar saja, acara yang dikemas dalam ‘sharing knowledge’ itu turut diisi narasumber oleh Farchan Noor Rachman sebagai Pakar Konten Media Sosial Pemerintah.
Mewakili Kepala Biro Pemberitaan Parlemen, Nita Juwita sebagai Kepala Sub Bagian Media Sosial mengajak para peserta magang ini untuk secara aktif berdiskusi soal praktik sekaligus evaluasi konten Tiktok dalam konteks membangun citra lembaga di dunia digital.
Mukhamad Baqir, seorang mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi dari Universitas Pancasila, mengungkapkan kegembiraannya mengikuti diskusi ini. Lelaki dengan tinggi semampai akui dirinya mendapatkan banyak wawasan baru tentang pengelolaan media sosial, khususnya Tiktok, untuk mengedukasi publik tentang peran sebuah lembaga pemerintah (DPR).
"Saya merasa agenda workshop TikTok hari ini sangat menarik karena materi yang disampaikan sangat informatif dan jelas dan (diskusi) ini sangat membantu saya memahami cara mengembangkan konten sehingga insightnya lebih konsisten," tutur Baqir.
Setali tiga uang, Muhammad Teuku Lutfi Fazli, mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi dari Universitas Negeri Jakarta, menilai diskusi ini inisiatif yang sangat bagus dan menarik. Bagaimana tidak? Sebab, menurutnya, diskusi ini semakin memperkaya perspektif, terlebih dalam menyusun strategi edukasi di konten Tiktok.
“Semua ini sangat membantu secara keseluruhan untuk tumbuh dan berkembang dalam dunia digital yang terus berubah," bahagianya.
Mewakili generasi Z, dirinya pun berharap agar konten-konten media sosial DPR RI yang dipublikasikan menjadi lebih informatif dan edukatif. Apalagi, ia menilai publik perlu mengetahui juga lho agenda dan isu terkini yang lagi tune in dibahas DPR. Nah, dengan begitu, nilai transparansi bisa terwujud dalam konten-konten media sosial DPR RI.
"Media sosial DPR RI perlu terus memberikan konten-konten yang edukatif, informatif, dan layak dikonsumsi oleh semua kalangan umur, serta konsisten berkembang seiring dengan tren yang ada dan juga berhati-hati dalam membuat konten, sehingga tidak menimbulkan kekisruhan dari konten yang memiliki unsur ambiguitas maupun multi tafsir," tandasnya.
Tak cukup hanya diskusi-diskusi saja, untuk lebih mempraktikkan langsung pengetahuan yang didapatkan di ruangan, para peserta magang yang semuanya berusia Gen Z ini langsung melakukan simulasi bersama dengan para pegawai di Biro Pemberitaan Parlemen. Simulasi ini berupa pembuatan konten di Tiktok yang merepresentasikan aktivitas DPR.
Dengan melibatkan mahasiswa, kinerja DPR dapat memiliki `value` yang lebih baik dan dekat dengan situasi dan kondisi terkini di Indonesia. Diketahui, selama 5 bulan, para Mahasiswa Magang Merdeka terpilih akan mengikuti magang di DPR. Mereka, secara langsung, akan melihat dan mengikuti pembahasan berbagai hal yang dilakukan berbagai Alat Kelengkapan Dewan (AKD) bersama dengan mitra kerjanya.
Sebagai informasi, agenda ‘sharing knowledge’ ini diikuti lebih dari 20 orang yang lolos seleksi untuk menjadi Mahasiswa Magang Kampus Merdeka. Didominasi oleh generasi Z, Masing-masing mahasiswa tersebut berasal dari berbagai universitas di Indonesia.
Selama magang di Rumah Rakyat, mereka akan mendapatkan edukasi berupa pengetahuan, pengalaman, sekaligus pendampingan terkait sistem, mekanisme kerja, serta tugas dan fungsi DPR RI melalui Alat Kelengkapan Dewan (AKD) beserta pendukungnya.
KEYWORD :Setjen DPR Mahasiswa Magang Kampus Merdeka Produksi Konten Medsos DPR