Direktur Politeknik Negeri Malang, Supriatna Adhisuwignjo (Foto: Muti/Jurnas.com)
Malang, Jurnas.com - Politeknik Negeri Malang (Polinema) melibatkan puluhan praktisi dari Dunia Kerja dan Dunia Industri (DUDI), sebagai narasumber dalam proses perkuliahan mahasiswa.
Hal ini merupakan hasil kerja sama Polinema dan mitra industri sejak 2020 lalu, sebagai bagian dari upaya link and match antara pendidikan tinggi vokasi (PTV) dan DUDI.
"Mitra industri menjadi pembicara dalam konteks seminar, tentu yang selaras dengan program Ditjen Pendidikan Vokasi yakni pemanfaatan mereka sebagai praktisi atau dosen industri," terang Direktur Polinema, Supriatna Adhisuwignjo, di sela-sela Press Tour Ditjen Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) pada Rabu (18/10) lalu.
Mengintip Dua Gim Unik Buatan Mahasiswa Polinema
Supaya kehadiran para praktisi industri tersebut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yang mensyaratkan dosen memiliki jenjang magister (S-2), Polinema menerapkan Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL).
Polinema melakukan rekognisi pengalaman dan keahlian yang dimiliki para praktisi. Jika dianggap memenuhi syarat, maka praktisi maupun dosen industri tersebut bisa langsung disetarakan dengan lulusan S-2.
"Ini hanya disetarakan, bahwa mereka dianggap S-2 di Polinema karena regulasi UU tersebut. Tapi (gelar S-2) ini tidak bisa dipakai di luar," tegas Supriatna.
Supriatna menekankan bahwa kehadiran praktisi industri dalam perkuliahan cukup penting, dalam rangka membimbing mahasiswa serta memberikan pemahaman mengenai seluk-beluk DUDI.
"Mereka juga tidak menuntut rewards dalam bentuk finansial. Minat itu memang sangat baik dari industri, bahwa mereka yang praktisi rata-rata welcome jika diberikan kesempatan," imbuh dia.
KEYWORD :Polinema Politeknik Negeri Malang Praktisi Mengajar