Sabtu, 23/11/2024 17:38 WIB

Kementan: PSPP Volume Sembilan Ditujukan untuk Dongkrak Produktivitas Padi

Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi mengatakan, PSPP yang digelar Kementan selama ini selalu ditujukan untuk meningkatkan produktivitas.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Dedi Nursyamsi dalam soft launching Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh vol. ke 9, Selasa (24/10). (Foto: Kementan)

JAKARTA, Jurnas.com - Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) resmi membuka Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh (PSPP) Vol. 9 dengan tema "Peningkatan Produktivitas Padi Musim Rendeng Tahun 2023/2024", Ciawi, Selasa (24/10).

Pelatihan ini sejalan dengan arahan pelaksana tugas (plt) Menteri Pertanian (Mentan), Arief Prasetyo Adi yang mendorong petani dan pemerintah daerah melakukan percepatan tanam nasional pada Musim Tanam (MT) I 2023-2024.

"Target produksi beras tahun 2024 sebesar 35 juta ton. Ini target besar, agar semua kabupaten bergerak cepat merinci program dan target hingga level desa, kecamatan dan ditunjuk penanggung jawab Kecamatan dan Desa, inovatif dalam meningkat Indek Pertanaman 1 juta hektare, perluasan areal tanam 0,3 juta hektare, integrated farming dan peningkatan provitas menjadi 5,7 ton per hektare. Kata Kuncinya ada di SDM, SDM dan SDM," tuturnya.

Sementara itu, Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi mengatakan, PSPP yang digelar Kementan selama ini selalu ditujukan untuk meningkatkan produktivitas. Khusunya di Vol. 9, PSPP wajib mendongkrak produktivitas padi musim rendeng 2023-2024.

"PSPP Vol. 9 ini ditujukan untuk mendongkrak produktivitas padi musim rendeng 2023-24 yang akan nanti dipanen pada Februari, Maret, dan April nanti," kata pria yang biasa disapa prof Dedi itu.

Untuk itu, Dedi meminta para penyuluh dan petani memastikan ketersediaan prasarana dan sarana pertanian, seperti air, pupuk, benih bermutu, alat mesin pertanian, dan asuransi sebelum melakukan budidaya padi.

"Jadi, pastikan pupuk ada di lapangan, pastikan benih yang bermutu ada di lapangan, pastikan air dan irigasi berfungsi dengan baik, sehingga bisa menyediakan air yang diperlukan tanaman," katanya.

Di musim tanam rendeng ini akan ada kemunduran musim tanam satu hingga tiga dasarian. Walau begitu, Dedi berharap produktivitas tidak menurun melainkan meningkat.

"Gara-gara mundur tanam, gara gara mundur panen ada mundur produksi selama satu bulan. Berarti kita memerlukan 2,2 juta untuk menutupi kemunduran tanam itu. Tentu saya berharap tanam boleh mundur panen boleh mundur, tetapi produktivitas tidak boleh mundur apalagi menurun," katanya.

Sebagai informasi, PSPP Volume 9 Tahun 2023 dilaksanakan selama tiga hari, dari 24 – 26 Oktober 2023, baik secara tatap muka di Balai Besar Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (BBPMKP) Ciawi dan secara online serentak di UPT Pelatihan Pertanian dan lokasi lainnya.

Hadir sebagai narasumber antara lain Badan Pangan Nasional, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, BBPSIP Sukamandi, PT. Asuransi Jasa Indonesia (JASINDO), Praktisi, dan Widyaiswara.

Peserta pelatihan ditargetkan sebanyak 1.000.000 orang yang terdiri dari petani, penyuluh, dan insan pertanian lainnya di seluruh Indonesia. Di antaranya sebanyak 60 orang akan mengikuti secara tatap muka BBPMKP Ciawi.

KEYWORD :

PSPP Volume Sembilan Produktivitas Padi Kementan BPPSDMP Dedi Nursyamsi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :