Kantor Kemenperin (Istimewa)
Jakarta, Jurnas.com - Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus genjot transformasi digital di sektor industri lewat program e-Smart IKM.
Program ini sejalan dengan agenda Making Indonesia 4.0 yang dicanangkan sejak tahun 2018 yang tidak hanya meliputi industri skala besar, namun juga industri kecil dan menengah (IKM).
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Reni Yanita mengatakan, dalam peta jalan Making Indonesia 4.0, IKM diarahkan untuk manfaatkan perkembangan teknologi melalui penguasaan literasi digital di sisi pemasaran dan penjualan, serta dukungan teknologi di sisi manufaktur untuk peningkatan nilai tambah dan daya saing produk.
"Kami memiliki program e-Smart IKM yang membantu pelaku IKM untuk memperluas akses pasar melalui pemasaran digital. Kami bekerja sama dengan marketplace ternama seperti Tokopedia, Shopee, BliBli, BukaLapak, dan juga asosiasi e-commerce Indonesia (idEA)," kata Reni, Minggu (12/11/2023).
Pemasaran digital menjadi keahlian yang harus dikuasai oleh pelaku usaha manapun di era modern, terlebih setelah kondisi pandemi Covid-19 yang sempat melanda Indonesia dan peningkatan penetrasi teknologi digital di Indonesia, di mana konsumen mengalami perubahan selera berbelanja, dari yang semula belanja secara konvensional dengan mengunjungi toko menjadi belanja daring.
Laporan "Digital 2023: Indonesia" mencatat pada Januari 2023 terdapat 212 juta pengguna internet di Indonesia, dengan penetrasi internet mencapai 77 persen. Kemudian Statista Market Insights juga melaporkan bahwa ada 179 juta jiwa pengguna e-commerce di Indonesia pada tahun 2022, dan diprediksi mencapai 196 juta pada tahun 2023.
Nilai transaksi e-commerce Indonesia, sebagaimana diprediksi oleh Bank Indonesia, berpotensi mencapai Rp572 triliun pada akhir tahun 2023.(ant)
Serangan ke Kursk Hancurkan Tiga Jembatan, Presiden Ukraina Sebut Pembalasan Rusia hanya Gertakan
Transformasi Digital e-Samrt IKM Kemenperin