Sabtu, 23/11/2024 17:21 WIB

Kemenag Minta Moderasi Beragama Tak Hanya Sekadar Teori

Kementerian Agama (Kemenag) meminta pengaplikasian moderasi beragama tidak hanya sekadar teori, melainkan implementasi serta diperluas di semua kementerian dan lembaga.

Kepala Balitbangdiklat Kemenag, Suyitno (kiri tengah) menyerahkan piagam penghargaan (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Kementerian Agama (Kemenag) meminta pengaplikasian moderasi beragama tidak hanya sekadar teori, melainkan implementasi serta diperluas di semua kementerian dan lembaga.

Demikian disampaikan Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag, Suyitno, dalam Diskusi Publik Inovasi Moderasi Beragama yang diselenggarakan oleh Balai Litbang Agama (BLA) Semarang di Yogyakarta pada Selasa (21/11).

Dalam kesempatan ini, dia menyerahkan hadiah kepada para pemenang lomba inovasi moderasi beragama kategori madrasah dan sekolah. Dia berpesan, moderasi tidak boleh berhenti hanya sebagai narasi, tetapi harus benar-benar diimplementasikan di semua unit atau satker kementerian atau lembaga.

Lembaga pendidikan seperti madrasah atau sekolah dinilai sangat pantas menjadi role model praktik moderasi beragama. Karena di dalamnya terdapat para ahli dan pendidik untuk menginternaliasi dan mempraktikkan nilai-nilai moderasi beragama.

"Pemenang lomba ini yang perlu didiseminasikan untuk menjadi role model. Bisa kita modifikasi, bisa kita jadikan model, agar kita tidak selalu memulai dari nol," kata Suyitno.

Menurut Suyitno, masih banyak satker yang belum mengimplementasikan program moderasi beragama. Mereka bisa mengadaptasi apa yang sudah dilakukan oleh madrasah atau sekolah yang menjuarai lomba inovasi moderasi beragama.

Pemenang lomba Kategori Madrasah Moderasi juara I, II, dan III berturut-turut adalah MAN 1 Kota Yogyakarta (D.I. Yogyakarta), MA Bali Bina Insani (Tabanan, Bali), dan MTsN 1 Pasuruan (Jatim).

Adapun kategori Sekolah Moderasi juara I, II, dan III berturut-turut adalah Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda (Kota Medan, Sumatera Utara), SMAN 1 Kesamben (Kab. Blitar, Jatim), dan SMAN 1 Bambanglipuro (Bantul, D.I. Yogyakarta).

Senada dengan Kepala Badan, Wakil Kepada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga D.I. Yogyakarta Drs. Suhirman, M.Pd. mengatakan bahwa esensi lomba moderasi beragama bukanlah kejuaraan yang satu-satunya harus dibanggakan. Tetapi, substansinya adalah pelaksanaan moderasi beragama di sekolah.

"Beberapa sekolah telah melaksanakan moderasi beragama melalui berbagai kegiatan, kemudian fasilitas keagamaan, dan peribadatan juga sudah ada. Bahkan di Yogyakarta sudah melayani aliran kepercayaan," terang Suherman.

Prof. I Nyoman Yoga Segara dari UHN IGB Sugriwa Denpasar mengatakan, moderasi beragama sangat terkait dengan upaya bersama membangun kepekaan budaya, dan sekaligus membangun kepekaan agama.

Yoga mengimbau, pelaksanaan inovasi moderasi tidak hanya berhenti pada lomba-lomba seperti yang dilakukan oleh BLA Semarang. Tantangannya justru upaya konkret yang bisa dilakukan untuk membumikan moderasi beragama.

"Apa yang oleh sekolah atau madrasah lakukan itu saya kira sudah dimulai dengan kesadaran kognitif. Yang selanjutnya menjadi PR kita adalah dari kesadaran kognitif menjadi kesadaran kolektif. Kesadaran kolektif yang kemudian bisa mengajak semua orang untuk melakukan hal yang sama," tutup Yoga.

KEYWORD :

Moderasi Beragama Kementerian Agama Suyitno




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :