Wasit Super Lig, Umut Meler (Foto: Goal)
Ankara, Jurnas.com - Wasit asal Turki yang menjadi korban pengeroyokan presiden klub Ankaragucu, Faruk Koca, menegaskan bahwa dirinya tidak akan pernah memberikan maaf kepada pelaku.
Halil Umut Meler diserang secara fisik oleh Koca usai hasil imbang 1-1 Super Lig Ankaragucu melawan Caykur. Akibat pengeroyokan itu, dia mendapatkan perawatan di rumah sakit selama tiga hari dan mengalami patah tulang pipi.
"Tidak, saya tidak memaafkan (Koca), saya tidak akan memaafkan. Orang yang melakukan ini meninju saya, saya pingsan dan jatuh ke tanah," tegas Meler dikutip dari Goal pada Kamis (21/12).
"Menendang sambil saya yang berada di tanah akan menjadi sesuatu yang tidak akan pernah saya lupakan seumur hidup saya. Itu sebabnya, dalam hati nurani, saya tidak akan pernah memaafkan," sambung dia.
Sebagai tindakan disipliner, dewan disiplin Federasi Sepak Bola Turki menjatuhkan larangan beraktivitas di sepak bola seumur hidup kepada Koca.
Ankaragucu, klub yang terkait dengan Koca, dihukum dengan lima pertandingan kandang yang dimainkan secara tertutup dan denda sebesar 60.000 euro (US$66.000).
"Tidak seorang pun boleh memprovokasi (wasit). Setiap orang melakukan tugasnya. Dikatakan bahwa masalahnya adalah kurangnya pendidikan. Tidak, ada pelatihan wasit yang tidak tersedia di perusahaan korporat. Itu sebabnya saya pikir wasit harus diberi semangat," tutup Meler.
Umut Meler Penganiayaan Wasit Super Lig