Menteri LHK, Siti Nurbaya (Foto: Ist)
Jakarta, Jurnas.com - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya, menegaskan pihaknya terus mengejar angka Indeks Kualitas Air (IKA), yang saat ini belum mencapai target. Hal tersebut disampaikan saat menggelar refleksi kinerja tahun 2023 di Jakarta, pada Kamis (28/12) kemarin.
"KLHK dan perbaikan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) pada angka 72.54 dengan yang menonjol Indeks Kualitas Udara (IKU) 88,87. Pembelajaran isu kualitas udara yang lalu membuat kinerja kita jauh lebih bagus," kata Siti dalam keterangannya pada Jumat (30/12).
"Terdapat yang agak berat yaitu Indeks Kualitas Air (IKA), kita sedang upayakan salah satunya adalah perluasan monitoring dan sudah kami laporkan kepada Bapak Presiden dan beliau mendukung perbaikan langkah yang akan kita laksanakan," imbuh dia.
Menteri LHK mendukung langkah-langkah penilaian indikator kinerja dunia usaha yang telah mengintegrasikan penilaian inovasi sosial, eco-inovasi, dan telah memasukan penilaian green leadership yang sebelumnya telah dimulai dengan penilaian kepada pemerintah daerah dan DPRD.
"Hal ini baik, karena berarti kita semua mulai melakukan internalisasi pada setiap entitas," terang dia.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK, Sigit Reliantoro, menyampaikan bahwa IKLH tahun ini meningkat 0,12 poin dan mencapai target nasional. IKU juga meningkat 0,61 poin dan mencapai target nasional.
"Indeks Kuatitas Air (IKA) meningkat 0,71 poin, tetapi belum mencapai target nasional. Begitu juga Indeks kualitas lahan meningkat 1,07 poin tetapi belum mencapai target nasional," kata dia. Sigit menambahkan Indeks Kuatitas Air Laut menurun 5,57 poin, tetapi mencapai target nasional.
Adapun provinsi yang mencapai target IKLH sebesar 84 persen, lanjut Sigit, meningkat sebanyak 4,6 persen. Sedangkan kabupaten/kota yang mencapai target IKLH sebesar 64 persen, meningkat sebesar 13,8 persen.
Mengenai Infrastruktur Pemantauan Kualitas Lingkungan, Sigit mengatakan sejumlah aplikasi yang selama ini dipergunakan Ditjen PPKL yakni jumlah stasiun ONLIMO sejak 2015-2023 sebanyak 194 unit, dan jumlah stasiun yang terintegrasi sebanyak 154 unit.
Stasiun ONLIMO berada pada 101 DAS di 33 provinsi dan 225 kabupaten kota. Dari sisi jumlah, stasiun ONLIMO tahun ini sebanyak 121 unit berada pada 25 provinsi.
Ada pula SPARING yakni sistem pemantauan secara otomatis, terus menerus, dan dalam jaringan yang dipergunakan untuk memantau, mencatat, dan melaporkan kegiatan pengukuran kadar suatu parameter dan/atau debit pembuangan air limbah ke media air. Hingga 2023, jumlah industri yang telah terkoneksi sebanyak 370 industri dari total 486 industri wajib SPARING atau sekitar 76,13 persen.
Kemudian Sistem Informasi Pemantauan Emisi Industri Kontinu (Sispek) yaitu sistem yang menerima dan mengelota data pemantauan emisi cerobong industri yang dilakukan dengan pengukuran secara terus menerus atau Continuous Emissions Monitoring System (CEMS). Jumlah industri yang telah mengintegrasikan sebanyak 122 industri dan 310 cerobong.
Melalui AQMS pula dilakukan sistem Pemantauan Kualitas Udara Ambien secara otomatis kontinyu 24 jam dengan data real time. Sejak 2015-2023, telah dibangun 68 unit Stasiun Pemantau Kualitas Udara Ambien (SPKUA).
Data pada 2023 menunjukkan Kota Kupang, Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Manokwari memiliki jumlah hari baik terbanyak dan sebanyak 23 lokasi menunjukkan konsentrasi Parameter PM 2.5 memenuhi baku mutu.
KEYWORD :Menteri LHK Siti Nurbaya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan