Petugas pemadam kebakaran bekerja di bandara Haneda Tokyo setelah pesawat Japan Airlines A350 terbakar. (FOTO: REUTERS)
JAKARTA - Ratusan orang telah dievakuasi dari pesawat Japan Airlines setelah terbakar di Bandara Internasional Tokyo, yang juga dikenal sebagai Haneda.
Pesawat itu terlibat tabrakan dengan pesawat lain setelah mendarat pada Selasa (2/1/2023).
Seluruh penumpang pesawat Japan Airlines (JAL) yang berjumlah 379 orang telah dievakuasi dengan selamat, kata Menteri Transportasi Jepang Tetsuo Saito kepada wartawan.
Penjaga Pantai Jepang juga membenarkan bahwa tabrakan itu melibatkan salah satu pesawatnya.
Lima dari enam awak pesawat yang lebih kecil – menuju Jepang tengah setelah gempa besar hari Senin (1/1/2024) – meninggal, kata Saito.
Pilot pesawat melarikan diri dan selamat namun terluka, katanya, seraya memperingatkan bahwa “kami belum berada pada tahap untuk menjelaskan penyebab” kecelakaan itu.
Juru bicara bandara Haneda mengatakan seluruh landasan pacu saat ini ditutup.
Video TV lokal menunjukkan letusan besar api dan asap dari sisi pesawat Japan Airlines saat meluncur di landasan pacu. Area sekitar sayap kemudian terbakar.
Penumpang kemudian terlihat meninggalkan pesawat melalui saluran darurat.
Video selanjutnya menunjukkan petugas pemadam kebakaran berupaya memadamkan api dengan aliran air. Api telah menyebar ke sebagian besar pesawat.
Bola api yang meledak kemudian terlihat dan pesawat rusak parah. Awalnya tidak ada informasi mengenai kemungkinan korban jiwa.
Juru bicara JAL mengatakan pesawat tersebut berasal dari Bandara New Chitose di Hokkaido.
“Asap mulai memenuhi pesawat, dan saya berpikir, `ini bisa sangat buruk`”, kata seorang penumpang pria dewasa kepada wartawan di bandara.
“Ada pengumuman yang menyebutkan pintu belakang dan tengah tidak bisa dibuka. Jadi semuanya turun dari depan,” ujarnya.
Haneda adalah salah satu bandara tersibuk di Jepang, dan banyak orang melakukan perjalanan selama liburan Tahun Baru.
Juru bicara Penjaga Pantai Yoshinori Yanagishima mengatakan pesawat tersebut adalah MA-722, sebuah Bombardier Dash-8.
Pesawat yang berbasis di Haneda itu dijadwalkan berangkat ke Niigata untuk mengantarkan barang bantuan kepada warga yang terkena dampak gempa mematikan di wilayah tersebut pada hari Senin yang menewaskan sedikitnya 48 orang.
Perdana Menteri Fumio Kishida memuji para awak pesawat yang meninggal dalam perjalanan mereka untuk membantu para korban gempa.
“Mereka adalah karyawan yang mempunyai misi dan tanggung jawab yang tinggi terhadap daerah yang terkena dampak. Sangat disesalkan,” katanya kepada wartawan.
“Saya menyampaikan rasa hormat dan terima kasih saya atas misi mereka,” kata Kishida.
Alex Macheras, seorang analis penerbangan, mengatakan masih “sangat dini” dalam mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi.
“Seperti yang sering terjadi dalam insiden seperti ini, apa yang terlihat dalam beberapa menit dan jam pertama, bisa sangat berbeda dengan apa yang sebenarnya terjadi, dan apa yang kita pelajari kemudian dalam proses penyelidikan,” katanya. (*)
KEYWORD :
tabrakan Jepang gempa Tokyo Japan Airlines