Minggu, 24/11/2024 03:13 WIB

Kemenag Anggap Musik Mampu Kuatkan Moderasi Beragama

Kementerian Agama (Kemenag) menilai penguatan moderasi beragama dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya ialah melalui instrumen musik.

Kegiatan Dialog Publik, Pagelaran Musik, dan Film Moderasi Beragama yang digelar Balitbang Diklat Kemenag (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Kementerian Agama (Kemenag) menilai penguatan moderasi beragama dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya ialah melalui instrumen musik.

Kepala Balitbang Diklat Kemenag, Suyitno, menyebut pemilihan musik dan film sebagai instrumen penguatan moderasi beragama merupakan langkah bijak di tengah arus 5.0.

Berbagai platform konvensional seperti TOT, MOT, penggerak, dan insersi dalam kurikulum juga telah memberikan dampak positif.

"Namun, lebih dari itu, musik dianggap sebagai instrumen yang lebih efektif. Musik, dengan sifatnya yang universal, mampu menyentuh hati lintas agama, suku, dan bangsa," ujar Suyitno dalam kegiatan Dialog Publik, Pagelaran Musik, dan Film Moderasi Beragama di Jakarta, pada Jumat (5/1) lalu.

Dialog ini juga menghadirkan maestro musik dangdut Indonesia, Rhoma Irama. Selain itu, juga ada sejumlah bakat muda Indonesia yang telah meraih prestasi di bidang musik, antara lain Donny Evans, juara pertama lomba musik moderasi beragama, dan Siska Septiani, juara pertama Forsa Idol Tingkat Nasional.

Selan itu, Ayuning Niwang Nastiti, dara manis kebanggaan UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan kontestan KDI 2018, membuktikan bahwa musik dangdut Indonesia memiliki tempat penting dalam seni dan budaya, sebagai wujud moderasi beragama yang merangkul keberagaman.

Rhoma mengungkapkan tekadnya untuk menjadikan musik sebagai media edukasi, berdakwah, dan alat untuk mempersatukan bangsa. Menurut dia, Sejak 13 Oktober 1973, dia mendeklarasikan Soneta sebagai `the voice of muslim`, dan hingga kini dia terus berjuang untuk mengaktualisasikan perannya sebagai pembawa pesan moderasi beragama.

Observasi bertahun-tahun menunjukkan efektivitas dakwah melalui musik, sebagaimana Rhoma Irama diundang ke Amerika Serikat dalam rangka International Conference on Islam and the Council of Indonesia and Malaysia. Di sana, keberhasilannya diakui sebagai bukti bahwa musik efektif untuk berdakwah dan membangun karakter manusia.

Rhoma juga berbagi testimoni inspiratif seorang dosen di Surabaya, yang hidupnya terinspirasi oleh lirik-lirik lagunya. Menurutnya, musik memiliki daya konkrit untuk membentuk karakter seseorang.

"The power of music can change a person`s character," ungkap Rhoma.

Berkat moderasi beragama, Rhoma Irama melihat adanya kearifan lokal dalam budaya yang mampu membentuk karakter manusia menjadi lebih baik. Dengan hati-hati, dia mengingatkan bahwa seni, terutama musik, memiliki kekuatan besar untuk merusak atau membangun.

KEYWORD :

Moderasi Beragama Kementerian Agama Suyitno




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :