Dirjen PPKL KLHK, Sigit Reliantor (Foto: Ist)
Jakarta, Jurnas.com - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mendorong industri memenuhi empat kriteria Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper), yang bertujuan meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungan hidup.
Proper awalnya program pengawasan terhadap industri, namun kemudian diperluas untuk kerangka kerja kolaborasi antara pemerintah dan industri dalam mengatasi persoalan-persoalan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat sekitar, dengan tetap menaati peraturan serta menjunjung tinggi kearifan lokal.
Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) KLHK mengembangkan Proper menjadi empat kriteria penilaian meliputi ketaatan terhadap peraturan perundangan, eco-inovasi, inovasi sosial, dan green leadership.
Disebutkan, ketaatan terhadap peraturan dinilai untuk pengendalian pencemaran air, udara, pengelolaan limbah B3, perizinan lingkungan, kerusakan lahan, pengelolaan sampah dan bahan B3.
"Kriteria Eco-inovasi digunakan untuk mendorong efisiensi dalam pengelolaan sumberdaya dan keanekaragaman hayati," kata Dirjen PPKL, Sigit Reliantor dalam keterangan tertulisnya pada Sabtu (20/1) kemarin.
Kehadiran eco-inovasi dinilai penting untuk mendorong peningkatan efisiensi biaya dalam produksi, penunjang maupun dalam biaya pengelolaan limbah. Oleh sebab itu, eco-inovasi menjadi pembeda antara perusahaan yang memang benar-benar unggul dalam menunjukkan komitmen ketaatannya dengan perusahaan yang tidak unggul.
Sebab eco-inovasi dalam Proper mengharuskan perusahaan untuk dapat menunjukkan unsur kebaruan, mengkuantifikasi dampak positif terhadap lingkungan, keuntungan ekonomi (penghematan biaya) serta pertambahan nilai (creating value) bagi karyawan, konsumen dan masyarakat.
Menaker Minta Pelaku Industri Komitmen Terapkan Green Productivity dalam Kegiatan Usahanya
Sigit mengungkapkan, pada 2023 lalu, tercatat 1.193 eco-inovasi telah dilahirkan oleh perusahaan dengan penghematan total Rp158,54 triliun atau 23,4 persen lebih hemat dari 2022. Jumlah inovasi ini juga meningkat sebesar 36,8 persen dari tahun sebelumnya sejumlah 872 inovasi.
Eco-inovasi terbukti mampu menghasilkan penghematan energi sebesar 554,8 juta GJ, penurunan emisi GRK sebesar 299,6 juta ton CO2eq, penurunan emisi konvensional sebesar 15,81 juta ton, reduksi Limbah B3 sebesar 55,4 juta ton, 3R limbah non B3 sebesar 34,8 juta ton, efsiensi air sebesar 437,3 juta m3, penurunan beban pencemaran air sebesar 6,03 juta ton dan berbagai upaya perlindungan keanekaragaman hayati.
"Upaya perbaikan kinerja pengelolaan lingkungan ini ternyata juga berdampak positif terhadap masyarakat. Pada tahun 2023 itu, tercatat Rp1,56 triliun telah bergulir di masyarakat untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat," ujar Sigit.
Dampak positif lainnya ialah kontribusi terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) yang terus dilakukan. Tahun ini terdapat 20.052 kegiatan yang menjawab tujuan SDGs dengan total dana dikucurkan sebesar Rp57,34 triliun. Angka ini meningkat sebesar 23,9 persen sejak pertama kriteria ini diluncurkan pada Proper pada 2018 silam.
Keberhasilan Proper juga diakui banyak kalangan pimpinan perusahaan sebagai kawah candradimuka bagi perusahaan untuk menerapkan prinsip-prinsip Environmental, Social, And Governance (ESG).
Salah satu contohnya Pertamina, yang berhasil menduduki ranking satu dunia kinerja ESG untuk sub sektor integrated oil and gas. Hal ini karena dorongan kuat Proper KLHK.
Diketahui, Proper meraih penghargaan Ecostar of the Year 2024 untuk Menteri LHK Siti Nurbaya dalam Ajang Indonesia Green Awards (IGA) 2024 yang diselenggarakan oleh The La Tofi School of CSR, pada Rabu (17/1) lalu.
IGA adalah ajang apresiasi bagi persona yang fokus kepada upaya pelestarian lingkungan, maupun dunia usaha yang memiliki komitmen dalam menjalankan program tanggung jawab sosial dan lingkungan.
KEYWORD :Proper KLHK Industri Pengelolaan Lingkungan Eco-inovasi