Ilustrasi guru sedang mengajar siswa (foto:suarasurabaya)
Jurnas.com – Teknologi informasi terus berkembang secara masif. Pengguna internet Indonesia kini menembus 221,5 juta jiwa. Meski begitu, tingginya angka pengguna internet membuka potensi buruk, seperti penipuan hingga pencurian. Pengguna digital butuh pemahaman terkait keamanan digital.
Kepala Bidang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pesisir Selatan - Sumatera Barat, Iralmafitri, menyampaikan hal itu saat menjadi narasumber dalam webinar literasi digital untuk tenaga pendidik jenjang Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Pesisir Selatan, Kamis (29/2) siang.
Iralmafitri mengatakan, keamanan digital merupakan sebuah proses untuk memastikan penggunaan layanan digital, baik secara daring maupun luring, dapat dilakukan secara aman. Tidak hanya untuk mengamankan data yang kita miliki, melainkan juga melindungi data pribadi yang bersifat rahasia.
”Pengguna digital perlu memahami kompetensi keamanan digital. Yakni, mengamankan perangkat digital, identitas digital, mewaspadai penipuan, paham rekam jejak digital, hingga paham keamanan digital bagi anak,” tutur Iralmafitri dalam diskusi yang dipandu moderator Iin Mendah Mulyani.
Dalam diskusi online bertajuk ”Membuat Video Pembelajaran yang Menyenangkan” itu, Iral mengingatkan pengguna digital untuk berhati-hati terhadap malware (malicious software). Seperangkat lunak yang dirancang untuk mengontrol perangkat secara diam-diam, bisa mencuri informasi pribadi milik kita atau uang dari pemilik perangkat.
”Jenis malware yang umum dijumpai, antara lain virus, worm, trojan horse, ransomware, spyware atau adware. Selain itu ada kejahatan phising (pengelabuan), maupun scham atau penipuan melalui telepon, email, dan aplikasi perpesanan,” rinci Iralmafitri.
Agar aman, Iral berpesan untuk selalu menggunakan password pada setiap aplikasi yang digunakan. Kemudian jaga data pribadi, waspadai tautan tak dikenal, tidak merespons panggilan telepon dari orang tak dikenal, kenali secara saksama dengan siapa kita berkomunikasi, dan berhati-hati belanja online.
”Lalu, hanya meng-install aplikasi dari tempat resmi (misal: AppStore atau Google Play), gunakan anti-virus, khususnya di perangkat komputer, pastikan orang-orang di sekitar kita juga memiliki pemahaman yang sama terkait keamanan digital,” pungkasnya.
Sesuai tema diskusi, CEO Bizbuzz Indonesia Junaedi Akbar bicara mengenai dasar-dasar pembuatan video pembelajaran bagi siswa SD. Ia menyebut, konsep pembuatan video harus dirancang sedemikian rupa dan disesuaikan dengan karakteristik usia anak Gen Alpha – kelahiran 2011-2025.
”Karakter Generasi Alpha memiliki potensi membawa perubahan bagi kehidupan sosial dan memajukan masyarakat, pemikiran dan opini yang kuat, tidak suka dibatasi aturan, senang berinovasi, dan tidak takut mencari sesuatu yang baru,” jelas Junaedi Akbar.
Sementara Business Plan Consultant Widiasmorojati menambahkan, para guru memiliki tantangan transformasi digital dalam proses mengajar. Ia berharap, guru mampu menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam mengajar. ”Proses belajar mengajar akan lebih menarik, karena siswa termotivasi dengan materi yang interaktif, sehingga membuat siswa cepat memahami dan mendalami materi pelajaran,” tegasnya.
Untuk diketahui, program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) merupakan salah satu upaya Kemenkominfo untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.
Hingga akhir 2023, tercatat sebanyak 24,6 juta orang telah mengikuti program peningkatan literasi digital yang dimulai sejak 2017. Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia sampai dengan akhir 2024.
Tahun ini, program #literasidigitalkominfo mulai bergulir sejak Februari 2024. Berkolaborasi dengan Siber Kreasi dan 142 mitra jejaring seperti akademisi, perusahaan teknologi, serta organisasi masyarakat sipil, program ini membidik segmen pendidikan dan segmen kelompok masyarakat sebagai peserta.
Kecakapan digital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 juta jiwa penduduk Indonesia.
Informasi lanjutan terkait literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page, dan Kanal YouTube Literasi Digital Kominfo.
KEYWORD :Kemenkominfo GNLD Literasi Digital Kominfo Anak Guru Pembelajaran