BPPSDMP Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Dinas Pertanian Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar Pelatihan Penyegaran bagi Penyuluh Non Pendamping. (Foto: Kementan)
Sulawesi Tenggara, Jurnas.com - Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar Pelatihan Penyegaran bagi Penyuluh Non Pendamping Program Rural Empowerment and Agricultural Development Scaling-up Initiative (READSI), secara serentak di berbagai daerah di Indonesia selama 7 hari sejak Selasa 19-25 Maret 2024.
Dinas Pertanian Sulawesi Tenggara (Sultra) termasuk salah satu daerah di Indonesia yang mengadakan pelatihan tersebut. Pelatihan yang digelar di UPTD Sultra ini diikuti oleh 32 orang penyuluh pertanian dari 2 kabupaten, yaitu Kab. Kolaka dan Kolaka Utara.
Pelatihan diadakan untuk meningkatkan kompetensi penyuluh pertanian di sekitar wilayah program READSI agar dapat mendampingi petani binaannya. Sehingga mampu menggenjot produksi dan produktivitas pertanian secara berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, dalam berbagai kesempatan, mengatakan bahwa penyuluh pertanian adalah garda terdepan pembangunan pertanian.
"Penyuluh Pertanian adalah pahlawan bangsa dan pangan," kata Mentan.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan, program READSI dinilai sukses dalam pemberdayaan petani skala kecil.
“Konsep READSI ini terus direplikasi dan diperbarui untuk meningkatkan efektifitas pemberdayaan petani," ujar Dedi.
Dedi menambahkan bahwa salah satu komponen penting pemberdayaan adalah penguatan kapasitas petani.
"Diharapkan Program READSI dapat berjalan dengan baik dan mampu mengakselerasi target-target pada sasaran strategis dan program utama Kementan," ujarnya.
Sementara Kepala Pusat Pelatihan Pertanian (Puslatan), Muhammad Amin, yang membuka acara pelatihan secara daring, mengatakan Program READSI walaupun sudah memasuki tahun terakhir, namun kegiatan di lapangan akan terus berjalan dengan baik untuk meningkatkan kapasitas dan kesejahteraan petani.
"Kita memiliki sumberdaya alam yang melimpah dan luar biasa sehingga sangat potensial untuk pengembangan usaha agribisnis di era globalisasi saat ini. Tentunya, hal ini diharapkan mampu memberikan kontribusi besar terhadap sector pertanian untuk meningkatkan perekonomian," ujar Amin.
Selain itu, program pemberdayaan masyarakat membutuhkan pemahaman mendasar yang mencakup falsafah penyuluh pertanian.
"Seorang penyuluh harus bisa memberikan kontribusinya kepada petani melalui pemberdayaan kelompok tani, melalui program-program yang sudah direncanakan. Karena penyuluh pertanian sebagai ujung tombak pembangunan pertanian," ucapnya lagi.
Peran penyuluh sebagai pendidik memberikan pengetahuan agar petani lebih terarah dalam pengelolaan usaha taninya sehingga dapat memenuhi kebutuhan pangan bagi 275 juta jiwa penduduk Indonesia.
"Terakhir, kerjasama antara penyuluh dan petani juga diperlukan sehingga menghasilkan petani yang baik dan berkualitas yang selalu berinovasi mengikuti perkembangan zaman guna meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian," kata Amin.
Dalam laporannya Manajer READSI, Andi Amal Hayat, menyampaikan bahwa kegiatan pelatihan ini bertujuan meningkatkan kompetensi penyuluh dalam rangka mendukung program utama Kementan.
Pelatihan ini dilakukan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani.
"Program READSI boleh berakhir tapi pendampingan kepada petani tidak akan pernah berakhir," kata Amal.
Sebagai informasi, pelatihan ini dilaksanakan secara serentak di 5 Provinsi, yaitu Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Gorontalo, dan NTT, dengan total peserta sejumlah 244 orang dari 15 kabupaten di lokasi program READSI.
KEYWORD :Kementerian Pertanian BPPSDMP Dedi Nursyamsi Produktivitas Pertanian Sulawesi Tenggara