
Zinedine Zidane menanduk Marco Materazzi (Foto: Goal/Getty Images)
Turin, Jurnas.com - Legenda tim nasional Italia, Marco Materazzi, mengakui bahwa penyesalan terbesar dalam karirnya ialah memprovokasi Zinedine Zidane hingga menjadi korban sundulan maut playmaker Prancis itu.
Peristiwa itu terjadi dalam final Piala Dunai 2006 yang mempertemukan Prancis dan Italia. Materazzi mengolok-olok saudara perempuan Zidane, sebelum pemain berkepala pelontos itu akhirnya mengarahkan tandukan ke dada Materazzi.
Dalam sebuah wawancara bersama The Times yang dikutip Goal pada Selasa (2/4), Materazzi menyesal atas kejadian tersebut. Dia menegaskan tak ingin peristiwa itu menjadi momen paling istimewa dalam karir sepak bolanya.
Bahkan, pasca kejadian itu, Materazzi mengungkapkan bahwa dia tidak pernah bertemu lagi dengan Zidane, sehingga menyisakan luka batin untuknya.
"Episode itu seharusnya tidak pernah terjadi. Dalam ketegangan final di Berlin, di tengah pertengkaran dan hinaan, Zidane menawari saya kaosnya, dan saya bilang tidak, saya lebih memilih saudara perempuannya," ungkap Materazzi.
"Lalu dia berbalik dan bereaksi seperti yang diingat semua orang. Aku tidak pernah melihat Zinedine lagi," imbuh dia.
Pasca pensiun, Materazzi yang kini berusia 50 tahun, tetap aktif di sepak bola. Sesekali dia mengikuti pertandingan persahabatan dengan mantan rekan satu timnya di Inter Milan.
Namun, jelas dari pernyataannya bahwa dia ingin warisan profesionalnya dikenang karena trofi yang diraihnya dan bukan karena insiden dengan Zidane, yang menikmati karir sukses sebagai pelatih sejak gantung sepatu setelah final Piala Dunia 2006.
KEYWORD :Marco Materazzi Zinedine Zidane Sundulan Maut Piala Dunia 2006