Perkuat Kelembagaan Ekonomi Petani, Kementerian Pertanian menggelar Workshop Support Pilot Business Model yang berlangsung mulai 3 sampai 5 April 2024. (Foto: Kementan)
Kupang, Jurnas.com - Kementerian Pertanian (Kementan) terus fokus dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia pertanian, dan kelembagaan petani yang lebih berorientasi usaha tani.
Di antaranya melalui bantuan saprodi, bantuan alsintan dengan mekanis memaching grand, mendorong korporasi petani, dan pengawalan dan pendampingan usaha tani.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mendorong, mendukung dan mengawal petani mengembangkan hilirisasi produk seperti diinistruksikan Presiden RI Joko Widodo, agar petani membentuk Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP) sebagai cikal bakal dari korporasi petani.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mengingatkan petani untuk mengembangkan produk olahan dari hasil pertanian, sehingga tidak lagi menjual produk mentah (raw product).
"Petani jangan lagi berpikir tanam, petik lalu jual. Bukan lagi jamannya, petani bekerja sendiri-sendiri. Harus berjamaah seperti pada KEP dan KWT [Kelompok Wanita Tani] didampingi penyuluh CSA," ujar Dedi.
Berdayakan Masyarakat Pedesaan, Kementan Gelar Pelatihan Legalitas Lembaga Keuangan Mikro
"Awali dari kelompok tani untuk membentuk korporasi petani. Sahamnya dari petani. Dukung dengan inovasi dan mekanisasi, agar petani mampu menguasai pertanian dari hulu ke hilir sebagai bisnis, bukan sekadar bertani," katanya.
Dedi menambahkan, untuk membangun dan mengembangkan KEP sebagai cikal bakal korporasi harus didampingi penyuluh dengan melibatkan stakeholder terkait.
Mendukung hal tersebut, Program Rural Empowerment and Agricultural Development Scaling-up Initiative (READSI) melalui NPMO menyelenggarakan Workshop Support Pilot business model.
Kegiatan bertujuan menjaring service provider yang potensial yang akan bekerjasama dalam setiap tahapan pengembangan pilot bisnis model termasuk penyelenggaraan pelatihan bisnis, pendampingan pengembangan pilot bisnis model serta kerja sama dalam bidang penyediaan input produksi permodalan, akses pasar dan penyediaan jasa lainnya.
Deputi Teknis Pusat Program READSI M. Apuk Ismane saat membuka acara pada Kamis, (3/04) mengatakan, tujuan kegiatan untuk menjalin jejaring kerja sama antara Program READSI dengan service provider (penyedia jasa layanan penyediaan input produksi, permodalan, akses pasar dan penyedia jasa lainnya di sektor pertanian.
Selain itu, juga untuk mempersiapkan pelaksanaan pelatihan bisnis di tingkat Kabupaten di level advance dan mendorong terjalinnya kerja sama pengembangan usaha petani dengan service provider.
Metode pelaksanaan melalui pemaparan gambaran umum program READSI dan komoditi unggulan di desa sasaran program READSI di Kabupaten Kupang, Focus Group discussion (FGD) dan menyusun Tindak lanjut kerja sama Kelompok Tani dengan Pengepul/Pedagang kecil/pedagang besar/offtaker dan atau dengan perbankan dalam bentuk MOU.
Pertemuan ini dilaksanakan mulai 3 sampai 5 April 2024, dan membahas beberapa hal, di antaranya, kesepakatan kerjasama antara program READSI dengan service provider potensial, konsep pelatihan bisnis level lanjutan bagi petani dan identifikasi peluang kerja sama antara service provider dengan kelompok tani.
Sebagai informasi, jumlah peserta yang hadir saat ini adalah sebanyak 34 orang, yang terdiri dari Tim Balai Besar Peternakan Kupang sebanyak 3 orang, NPMO READSI 3 orang, Dinas Provinsi Pertanian NTT 6 orang, Dinas Kabupaten Kupang 2 orang, Konsultan PPSU sebanyak 2 orang, Konsultan DPMO sebanyak 2 orang, Lembaga keuangan 3 orang, Fasilitator Desa 3 orang, Pengepul 3 orang, Pedagang 3 orang dan Perwakilan Poktan 4 orang.
KEYWORD :Kementerian Pertanian Kelembagaan Ekonomi Petani BPPSDMP Support Pilot Business