Program peningkatan akses sanitasi dan air bersih di pesantren (Foto: Ist)
Jakarta, Jurnas.com - Peningkatan akses sanitasi dan air bersih di Indonesia membutuhkan kolaborasi antara pemerintah dan swasta. Pasalnya, hingga kini baru 90 persen masyarakat Indonesia yang dapat menikmati air bersih.
Hal ini mendorong Danone Indonesia meningkatkan akses air bersih dan sanitasi di 10 pesantren Nahdlatul Ulama (NU) di Jawa Barat. Inisiatif ini sekaligus mendukung agenda pelaksanaan target pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) pemerintah.
"Kami membangun infrastruktur sarana air bersih sehingga bisa dimanfaatkan para santri untuk bisa melakukan kegiatan thaharah," kata Sustainable Development Director Danone Indonesia, Karyanto Wibowo, dalam siaran pers pada Kamis (18/4) kemarin.
Karyanto melanjutkan, selain peningkatan akses sanitasi dan air bersih, peningkatan kesejahteraan juga dilakukan melalui edukasi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Harapannya, para santri dapat menerapkan perilaku tersebut sehingga berdampak pada peningkatan kualitas kehidupan di lingkungan pesantren.
"Kami mengintegrasikan PHBS di lingkungan pesantren melalui kerjasama strategis yang meliputi penyediaan pendidikan, pengembangan program kesehatan serta penyediaan produk yang sesuai dengan nilai-nilai pesantren," ujar dia.
Salah satu pengurus pesantren, Kiai Lulu Luthfil Fuadi mengaku terbantu dengan program sumur bor air dan sanitasi. Dia menyebut, program ini memudahkan akses para santri untuk hidup bersih dan sehat.
"Bantuan ini membuat fasilitas sanitasi yang lama tidak bisa digunakan akhirnya bisa dipakai lagi sehingga sangat bermanfaat karena MCK sangat vital untuk para santri," terang dia.
Sementara itu, Ketua Rabithah Ma`ahid Islamiyah (RMI) NU Kabupaten Bogor, Kiai Abdul Basit Mahfuf menjelaskan bahwa peningkatan air bersih dan sanitasi merupakan program yang dinantikan warga pesantren. Keberadaan kedua hal itu telah menciptakan kondisi pesantren yang bersih, nyaman dan mampu memenuhi kebutuhan air secara maksimal.
Menurutnya, program ini ditambah kesehatan yang baik tentu akan meningkatkan kemampuan peserta didik dan guru dalam mengembangkan pribadi yang cinta kebersihan. Pada akhirnya bisa menerapkan PHBS di lingkungan mereka hingga berkembang ke masyarakat luas.
"Semua berawal dari kebersihan. Kebersihan yang maksimal akan menghasilkan keadaan yang baik dan sangat mendukung proses belajar dan ibadah di pesantren," ujar Kiai Abdul Basit.
Ketua Pengurus Serikat Ekonomi Pesantren (SEP) Ahmad Tazakka Bonanza menyebut program kolaborasi Danone Indonesia dan NU memberikan dampak yang luar biasa bagi pesantren.
Diketahui, 10 fasilitas pendidikan yang mendapat peningkatan akses air bersih dan sanitasi antara lain Pesantren Ayyatirochman, Pesantren An Nur Ciampea, Pesantren Nurul Hikmah, Pesantren Cinta Rosul, Pesantren Roudatul Wildan, Pesantren Al badariyah, Pesantren Al Fathmahiyyah, Pesantren Nurul Istiqamah, Pesantren Bani Harun Tenjo, Kantor MWC NU Jasinga.
"Dampaknya ini sangat besar termasuk bagaimana santri jadi sehat karena bersih dan sehat merupakan budaya yang sangat harus dicerminkan oleh santri karena sesuai dengan ajaran agama," tutup Ahmad.
KEYWORD :Sanitasi Air Bersih Kolaborasi Multipihak