Sungai Citarum (Foto: Ist)
Jakarta, Jurnas.com - Pemerintah Indonesia akan memamerkan kesuksesan program perbaikan kualitas air Sungai Citarum sebagai percontohan pengelolaan sumber daya air dalam World Water Forum ke-10 yang akan berlangsung di Bali bulan ini.
Asisten Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenko Marves), M. Saleh mengatakan, program Citarum Harum yang dilaksanakan sejak 2018 merupakan upaya khusus untuk meningkatkan kualitas air Sungai Citarum.
"Pada World Water Forum ke-10 yang akan datang sudah dicanangkan Citarum Harum sebagai contoh (showcase) keberhasilan pengelolaan air," kata Saleh dalam siaran pers pada Minggu (12/5).
Direktur Sanitasi Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya Kementerian PUPR Tanozisochi Lase dalam sambutannya mengatakan, salah satu strategi menangani Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum adalah mengelola limbah sampah yang seharusnya tidak dibuang ke sungai.
"Kementerian PUPR melalui Ditjen Cipta Karya sudah melakukan beberapa kegiatan seperti pengelolaan air limbah domestik dan pembangunan Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R)," kata Lase.
Dikatakan Lase, saat ini Kementerian PUPR juga bekerja sama dengan Kemenko Marves telah merintis pengembangan pengelolaan air limbah domestik di wilayah Citarum.
Penataan DAS Citarum dilakukan secara terpadu mulai dari perbaikan/normalisasi badan sungai, peningkatan kapasitas sungai dengan pembangunan terowongan, permukiman baru bagi warga yang direlokasi, fasilitas pengolahan air limbah dan sampah permukaan serta penegakan hukum.
Dalam mendukung Program Citarum Harum, Kementerian PUPR telah melakukan pengelolaan sumber daya air, pengelolaan limbah cair dan padat di sepanjang sungai dan permukiman, termasuk pengendalian banjir di wilayah hilir.
Sejumlah infrastruktur telah dibangun di antaranya normalisasi kali mati (oxbow) yang telah dilaksanakan sejak 2019 di lima lokasi yakni Kali Mati Dara Ulin, Mahmud, Bojong Soang, Sapan, dan Cisangkuy.
Pada 2018, Kementerian PUPR juga telah menyelesaikan pembangunan Kolam Retensi Cieuntung di Kecamatan Baleendah seluas 4,75 ha berkapasitas tampung 190 ribu m3. Dengan dilengkapi tiga unit pompa pengendali banjir berkapasitas 3,5 m3/detik dan satu unit pompa harian berkapasitas 1,5 m3/detik, tampungan air buatan ini mampu mengurangi debit banjir Citarum yang kerap menggenangi daerah Dayeuhkolot dan Baleendah.
Saat ini juga telah diselesaikan pembangunan Kolam Retensi Andir dan polder-polder di Kabupaten Bandung sebagai tampungan pengendali banjir.
Dalam menjaga dan memperbaiki kondisi Sungai Citarum, Kementerian PUPR bekerja sama dengan TNI melakukan serangkaian kegiatan seperti pengerukan sendimen, pembibitan tanaman, penanaman pohon, sosialisasi dan patroli bersama.
Sungai Citarum terbentang sepanjang 297 km dengan hulu di Situ Cisanti yang terletak di kaki Gunung Wayang, Kabupaten Bandung dan bermuara di Pantai Utara Pulau Jawa, Muara Gembong, Kabupaten Bekasi.
Selain menjadi sumber air baku untuk air minum, DAS Sungai Citarum yang melintasi sembilan kabupaten/kota juga sumber air irigasi untuk ratusan ribu hektar sawah serta pembangkit listrik untuk Pulau Jawa dan Bali. Sepanjang bentangnya, terdapat tiga waduk di sungai ini, yaitu Waduk Saguling, Waduk Cirata dan Waduk Jatiluhur.
KEYWORD :World Water Forum Sungai Citarum Kementerian PUPR