Sabtu, 23/11/2024 18:14 WIB

Pekan Imunisasi Dunia 2024, GSK Indonesia Gandeng Kemenkes Gelar Forum Vaksin

Dari tahun 2018-2023 secara akumulatif jumlah anak yang tidak mendapatkan vaksinasi sama sekali mencapai 1,8 juta anak.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril Mansyur (tiga dari kiri) dan President Director GSK Indonesia Manish Munot (tiga dari kanan), bersama stakeholder terkait dalam Forum Vaksin di Pekan Umunisasi Dunia 2024, Jw Marriot Kuningan, Jakarta, Rabu (15/5/2024). Foto: gsk/jurnas.com

JAKARTA, Jurnas.com - Indonesia saat ini merupakan negara terpadat ke-4 di dunia dengan tingkat angka kelahiran mencapai 4,6 juta dan populasi 50 tahun ke atas yang terus meningkat, sekitar 60 juta.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan lebih dari 140 ribu orang meninggal akibat campak pada tahun 2018 dengan sebagian besar kematian terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun.

WHO juga memperkirakan 24,1 juta kasus pertusis (batuk rejan) pada anak di bawah usia 5 tahun di seluruh dunia pada tahun 2014, sebagian besar kematian (53%) terjadi pada bayi di bawah usia satu tahun.

Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini diperlukan perubahan paradigma yang berbasis pengobatan ke pola pikir pencegahan yang lebih comprehensive. Memperluas manfaat vaksinasi untuk melindungi diri terhadap penyakit menular dari masa kanak-kanak hingga usia lanjut menjadi sangat penting.

Untuk itu, pada Imunisasi/" style="text-decoration:none;color:red;font-weight:bold">Pekan Imunisasi Dunia tahun ini, GlaxoSmithKline (GSK) Indonesia menggandeng Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan empat asosiasi medis, menggelar Indonesia Vaccine Forum bertema “Protecting Our Future Together” di Hotel Jw Marriot Kuningan, Jakarta, Rabu 15/5/2024).

Pada kesempatan tersebut, Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, Mohammad Syahril Mansyur mengatakan, “Pemerintah, sebagaimana disampaikan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin bahwa pemberian vaksinasi menjadi sangat penting dalam menciptakan masyarakat Indonesia yang sehat sekaligus sebagai bekal untuk menuju Indonesia Maju 204.”

Ketua Satgas Vaksinasi IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) dr. Hartono Gunardi mengatakan, Indonesia telah mengalami penurunan cakupan vaksinasi yang cukup berdampak pada target vaksinasi nasional terlebih pada masa pandemic.

“Dari tahun 2018-2023 secara akumulatif jumlah anak yang tidak mendapatkan vaksinasi sama sekali mencapai 1,8 juta anak,” kata dr. Hartono.

Dengan peringatan Imunisasi/" style="text-decoration:none;color:red;font-weight:bold">Pekan Imunisasi Dunia ini diharapkan lebih banyak diskusi antara Masyarakat, dokter, bidan dan tenaga kesehatan lainnya untuk membantu meningkatkan pemahaman tentang vaksinasi dan booster yang relevan bagi anak dan dewasa yang mungkin telah tertunda, terlewatkan, atau sekarang dijadwalkan.

“Dengan cara ini, keluarga dapat lebih terlindungi dari munculnya kembali penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin di masa depan,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Tim Vaksinasi Dewasa PAPDI (Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia), dr. Samsuridjal Djauzi mengatakan bahwa dalam pemenuhan tingkat vaksinasi untuk seluruh kelompok usia masih memiliki kendala yang harus diselesaikan secara kolektif.

“Oleh karena itu, PAPDI berkomitmen untuk berkolaborasi dengan Pemerintah, mitra swasta, para ahli, advokat, dan komunitas dalam memastikan lebih banyak masyarakat memahami pentingnya vaksinasi dan mengakses vaksin dewasa sesuai jadwal vaksinasi dewasa,” katanya.

Sedangkan dr. Taupan Ikhsan Tuarita, Sekretaris Jendral Pengurus Harian PP PDUI (Perhimpunan Dokter Umum Indonesia) mengatakan, peranan dokter umum sebagai salah satu ujung tombak pelaksana vaksinasi di Indonesia pastinya menjadi peluang yang harus dimaksimalkan.

“Kami berkomitmen untuk proaktif dalam memastikan lebih banyak Masyarakat teredukasi pentingnya vaksinasi untuk segala usia,” katanya.

Selain dokter umum, lanjutnya, pelaku tenaga kesehatan yang juga merupakan ujung tombak kesuksesan program vaksinasi di Indonesia adalah Bidan. Praktik dokter atau bidan menjadi fasilitas kesehatan yang paling banyak dikunjungi oleh anak-anak yang memiliki keluhan kesehatan dan memerlukan perawatan rawat jalan terutama mereka yang berada di pedesaaan.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) terdapat 336.984 bidan di Indonesia pada 2022, jumlahnya naik 16,73% dibandingkan pada tahun sebelumnya sebanyak 288.686 bidan.

Dr. Indra Supradewi, MKM, Bendahara Umum PP IBI (Ikatan Bidan Indonesia) mengaku siap mendukung program pemerintah dan menjalankan peran dalam mengambil pendekatan yang persuasif untuk meningkatkan jumlah penerimaan dan permintaan vaksinasi di berbagai  kalangan.

“Namun dengan kendala yang ada, kami berharap dukungan dari Pemerintah dengan mengangkat kembali bidan-bidan untuk mengisi desa-desa di seluruh Indonesia, karena saat ini dari 8.300 desa di Indonesia hanya 50% desa yang memiliki bidan,” kata Indra.

Sedangkan Manishkumar Munot, President Director dari GSK Indonesia mengatakan, vaksin memiliki keunikan karena sering kali memberikan manfaat tidak hanya bagi individu yang divaksinasi tetapi juga manfaat tidak langsung bagi mereka yang belum menerima vaksin, atau memang tidak dapat menerima vaksin karena usia atau kondisi kesehatan.

“Kami akan terus berkomitmen untuk mendukung agenda pemerintah dan asosiasi kesehatan dalam menyukseskan Program Imunisasi Nasional 2024 agar terciptanya pemenuhan vaksinasi lengkap pada seluruh kelompok usia di Indonesia,” Manish.

Menurut Manish, vaksinasi memang merupakan salah satu cara yang paling cost-effective untuk meningkatkan standar hidup, kesehatan dan prospek ekonomi akibat biaya perawatan yang lebih rendah untuk sistem kesehatan dan juga keluarga, yang dapat menghemat hingga US$ 6 miliar dalam biaya perawatan.

“Selain itu, masyarakat akan mendapat manfaat herd effect dari vaksinasi dan lebih sedikit wabah penyakit yang akan bermanfaat untuk mencapai agenda transformasi nasional kita," imbuh Manish.

Menurutnya, tahun lalu, GSK meluncurkan kampanye AyoKitaVaksin untuk membantu pemerintah dalam edukasi masyarakat tentang pentingnya vaksinasi. “ Kami juga mempercepat ketersediaan vaksin inovatif untuk segala usia di Indonesia, dan bermitra dengan penyedia layanan kesehatan untuk memperluas akses vaksinasi,” ujarnya.

“Forum Vaksin hari ini adalah langkah awal, bukan akhir, dari perjalanan kita menuju Indonesia Sehat,” pungkas Manish.

KEYWORD :

Pekan Imunisasi Imunisasi Forum vaksin GSK Indonesia




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :