Minggu, 29/09/2024 06:37 WIB

Kolaborasi Kurikulum Merdeka dan Kurikulum Global Genjot Mutu Siswa

Penerapan Kurikulum Merdeka dan kurikulum internasional secara simultan terbukti menjadi langkah tepat dalam meningkatkan kualitas peserta didik

PSF menerapkan Kurikulum Merdeka dan kurikulum nasional dalam ekosistem pendidikan (Foto: Muti/Jurnas.com)

Jakarta, Jurnas.com - Penerapan Kurikulum Merdeka dan kurikulum internasional secara simultan terbukti menjadi langkah tepat dalam meningkatkan kualitas peserta didik, baik dari segi akademis maupun karakter.

Hal inilah yang dilakukan Putera Sampoerna Foundation (PSF) dalam mewujudkan ekosistem pendidikan Indonesia, yang melibatkan pengajar, peserta didik, dan manajemen sekolah.

Kurikulum nasional atau saat ini disebut dengan Kurikulum Merdeka, menjadi acuan bagi inisiatif School Development Outreach (SDO) dengan program-program yang banyak menargetkan guru di berbagai wilayah di Indonesia.

Dalam pelaksanaan ketiga program dari inisiatif SDO, yaitu Guru Binar, Teachers Learning Center, dan Lighthouse School Program, PSF menyesuaikan kebutuhan guru atas pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan oleh Kemdikbudristek, termasuk Kurikulum Merdeka.

Senior Director Putera Sampoerna Foundation, Elan Merdy, mengatakan bahwa Kurikulum Merdeka memberikan kemerdekaan bagi guru untuk menerapkan pembelajaran terdiferensiasi. Sehingga, masing-masing peserta didik akan mendapatkan pendekatan yang berbeda.

"Seperti kurikulum internasional, Kurikulum Merdeka punya kekhasan sendiri, yakni P5. Dari kelebihan Kurikulum Merdeka, ada ruang kosong di mana di situlah PSF mengisi poin itu dengan kearifan lokal. Di situ perlu kita tekankan dan tidak boleh dihilangkan," ujar Merdy dalam kegiatan `Kejar Pijar` di Kantor Kemdikbudristek, pada Rabu (15/5) lalu.

Meldy menambahkan, PSF juga memiliki sejumlah inisiatif yang mengacu pada kurikulum internasional, yaitu Sampoerna Schools System yang berfokus pada peserta ajar.

Dengan program Sampoerna Academy, Sampoerna University, dan Beasiswa Kerja Sama Sampoerna, PSF memberikan akses kepada jenis pembelajaran dan pengajaran yang lebih luas.

Meski demikian, pembelajaran di Sampoerna Schools System juga tetap sejalan dengan dengan Kurikulum Merdeka, terutama terkait pendekatan belajar lewat pembelajaran berbasis proyek dan pengembangan karakter lewat kompetisi 5C (Communication, Collaboration, Creative, Critical Thinking, & Character).

Sementara itu, Sekretaris Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemdikbudristek, Temu Ismail, mengapresiasi ekosistem pendidikan yang dijalankan PSF serta penerapana kurikulum nasional dan kurikulum internasional.

"Dalam praktiknya, tentu harus menghadapi banyak kendala, tetapi kami melihat PSF memiliki banyak potensi yang digali sehingga kedua kurikulum bisa berjalan.

Selain itu, lanjut Temu, Beasiswa Kerja Sama Sampoerna memberikan kesempatan kepada siapapun untuk meraih mimpi setinggi-tingginya selama ada kemauan.

"Bentuk kebijakan apapun kalau tidak didukung oleh semua pihak, tanpa sinergi dari seluruh pihak yang ada, tidak akan terlaksana dengan baik. Saya harap, dukungan dari semua pihak bisa terus terjalin," imbuh dia.

KEYWORD :

Kurikulum Merdeka PSF Kemdikbudristek




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :