Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) (Foto: Reuters)
Jakarta - Sistem anti rudal atau Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) milik militer AS, sekarang beroperasi di Korea Selatan (Korsel). Penyebaran sistem tersebut merupakan bentuk antisipasi ancaman rudal Korea Utara (Korut) yang telah mewarnai pemilihan presiden Korsel yang berlangsung pada 9 Mei mendatang
THAAD adalah sistem antirudal defensif lanjutan yang menggabungkan radar jarak jauh. Ia dapat melacak rudal balistik masuk dalam fase terminal penerbangan mereka, menurut laporan ABC News dilansir Financial Tribune, Rabu (3/5)
Penyebaran sistem THAAD ke Korsel disetujui pada Juli tahun lalu, namun komponen awal sistem THAAD belum sampai di Korsel hingga minggu pertama pada Maret. Kedatangan tersebut bertepatan dengan peluncuran beberapa rudal balistik Korut.
Presiden Korsel Upayakan Dialog dan Jalan Penyatuan dengan Pyongyang yang Dianggap Terisolasi
Sistem tersebut menuai tanggapan di Korsel. Awal pekan lalu, para pemrotes menyambut sistem THAAD saat tiba di lokasi operasinya, sebuah bekas lapangan golf yang terletak 130 mil Tenggara Seoul.
Kandidat presiden, Moon Jae-in mengkritik penerapan sistem THAAD. Ia mengatakan harus ada sebuah kebijakan baru untuk memutuskan apakah sistem tersebut harus digunakan atau tidak
Rudal Jarak Jauh Terbaru Angkatan Laut AS dapat Mengubah Keseimbangan di Laut Cina Selatan
China mengkritik sistem radar tersebut. Ia mengatakan sistem tersebut hanya akal-akalan Amerika Serikat (AS) untuk pengembangan rudal balistiknya, kendati AS berulang kali mengatakn sistem tersebut murni defensif
Hal itulah yang melatari China menempatkan sanksi pada bisnis utama Korsel untuk menunjukkan ketidaksetujuannya terhadap penyebaran sistem tersebut.
Sistem rudal THAAD akan menambahkan lapisan pertahanan anti rudal lainnya untuk Korsel. Militer AS dan Korsel memiliki anti-rudal yang dapat bertahan melawan rudal jarak dekat.
KEYWORD :Rudal Semenanjung Korea Amerika Serikat Korea Selatan