Sabtu, 23/11/2024 11:06 WIB

Pengelolaan Pendidikan di Indonesia Dinilai Asal-Asalan

Indra Charismiadji menilai carut-marut pendidikan di Indonesia saat ini diakibatkan oleh salah kaprah pemerintah dalam mengelola sistem pendidikan.

Praktisi pendidikan, Indra Charismiadji (kanan) dan Sudirman Said mengkritik sistem pendidikan Indonesia (Foto: Muti/Jurnas.com)

Jakarta, Jurnas.com - Praktisi pendidikan, Indra Charismiadji, menilai carut-marut pendidikan di Indonesia saat ini diakibatkan oleh salah kaprah pemerintah dalam mengelola sistem pendidikan.

Dia menyontohkan, sistem pendidikan tinggi di Tanah Air cenderung menggunakan mekanisme pasar. Buktinya, banyak perguruan tinggi negeri mengedepankan profit dalam penyelenggaraan pendidikan.

"Pendidikan itu seharusnya mengelolanya seperti jalan raya, bukan jalan tol. Artinya, siapa saja boleh menggunakan. Tidak boleh dikelola menurut mekanisme pasar," kata Indra dalam diskusi bersam Forum Wartawan Pendidikan (Fortadik) di Jakarta beberapa waktu lalu.

Indra tak menampik bahwa biaya operasional pendidikan tinggi cukup mahal. Namun, menurut dia pemerintah harus lebih berani menggelontorkan anggaran lebih banyak guna berinvestasi pada sumber daya manusia.

"Cara pandangnya harus dikembalikan. Lembaga pendidikan tidak bisa menjadi tempat mencari uang apalagi profit," Indra menambahkan.

Hal senada juga disampaikan Menteri ESDM pemerintahan Joko Widodo jilid pertama, Sudirman Said. Dia menyebut negara harus hadir untuk menghentikan cara pandang perguruan tinggi sebagai lembaga yang berlomba-lomba mencari keuntungan.

"Kita tidak menyalahkan dosen itu pengin hidup sejahtera, tapi kalau mengorbankan esensi menjadi instrumen mencerdaskan bangsa, itu sangat disayangkan," kata Sudirman.

Karena itu, dia berharap Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming yang akan memimpin pemerintahan selanjutnya dapat memilih Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) yang tepat, juga memahami sosiologi dan psikologi masyarakat, serta esensi pendidikan Tanah Air.

"Sebetulnya penyelenggaraan pendidikan lebih murah. Alasan karena biaya teknologi pendidikan itu agak kurang greng. Itu bukan alasan yang terpaksa. Kuncinya adalah transparansi bahwa penggunaan dananya untuk apa," ujar Sudirman.

KEYWORD :

Sistem Pendidikan Indra Charismiadji Sudirman Said




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :