Minggu, 08/09/2024 07:33 WIB

Rektor UMB: Program Equibility Kurangi Kesenjangan Kaum Disabilitas

Inovasi dan daya dukung yang tepat, bisa memfasilitasi kaum disabilitas untuk tetap berkarya sesuai keahlian mereka di berbagai bidang.

Workshop proses pembuatan kaki palsu buat kaum disabilitas. Foto: dok. jurnas

JAKARTA, Jurnas.com - Program Equibility yang dinisiasi oleh Evolusi 3D bersama berbagai stakeholders dinilai sesuai dengan salah satu tujuan Social Development Goals (SDGs) yaitu dapat mengurangi kesenjangan di dalam dan antar negara, termasuk di dalamnya kesenjangan antara anggota masyarakat, termasuk kaum disabilitas.

Demikian disampaikan Rektor Universitas Mercu Buana (UMB) Prof. Dr Andi Andriansyah M.Eng., saat membuka kegiatan peluncuran Program Equibility: Equity for Disability Through Innovatio di Auditorium Harun Zein UMB, Meruya,  Kembangan, Jakarta Barat, Jumat (31/5/2024).

Program Equibility sangat sejalan dengan visi dan misi pendidikan bagaimana dunia pendidikan menerapkan ilmu yang berguna bagi masyarakat luas,” kata Prof. Andi melalui keterangan tertulis yang diterima jurnas.com di Jakarta, Senin (3/6/2024).

Orang dengan disabilitas memang memiliki kesulian ketika memasuki dunia kerja karena anggapan bahwa disabilitas mereka akan membatasi ruang gerak dan produktifitas mereka.

Padahal, inovasi dan daya dukung yang tepat, bisa memfasilitasi kaum disabilitas untuk tetap berkarya sesuai keahlian mereka di berbagai bidang.

Senada, 2024 Local President JCI Jakarta Satria Ramadhan juga menilai Program Equibility sejalan dengan SDGs Goal ke-10 yang mengurangi kesenjangan intra dan antarnegara.

Program Equibility bertujuan untuk membuka jalan menuju Indonesia inklusif, dimana setiap orang, termasuk penyandang disabilitas, memiliki kesempatan yang adil untuk berkembang dan berkontribusi dengan bantuan inovasi yang tepat,” ucap Satria Ramadhan.

Sekjen Asosiasi Penerap Printer Tri Dimensi Indonesia (Printridi) Dipl. Ing.Wisnu Arya Permadi ST. MBA. memaparkan bahwa Equibility dapat berjalan dengan lancar bila pihak yang tepat saling terhubung dan menciptakan sinergi diantara mereka, sehingga dapat tercipta karya inofatif kelas dunia yang dapat menginspirasi berbagai lapisan masyarakat dengan bantuan teknologi 3D Printing

“Pada prinsipnya Get Connect, Create Synergy and Be Inspired dengan Teknologi 3D Printer dapat menciptakan karya inovatif kelas dunia untuk orang berkebutuhan khusus. Hal Ini Sudah umum di luar negri,” ucapWisnu Arya Permadi.

Menurutnya, banyak orang yang masih mengira bahwa produk 3D print hanya sebatas prototipe. “Faktanya saat ini di sekitar kita sudah mulai bermunculan produk 3D print mulai dari mainan, komponen mesin, Fashion hingga alat-alat kesehatan termasuk soket tangan dan kaki palsu untuk kaum disabilitas tuna daksa,” ujarnya.

Ketua Umum Asosiasi Printidi Eric Rudolf Thedjasurya, yakin melalui kolaborasi lintas bidang dapat menggabungkan keahlian dan ide-ide segar untuk menghasilkan solusi inovatif yang berdampak nyata bagi kehidupan orang lain.

“Teman berkebutuhan khusus dengan inovasi yang tepat dapat mewujudkan inklusi. Teknologi 3D scan dan 3D print akan mempercepat inovasi teknologi dan keterlibatan profesional lintas bidang menjadi kunci utama keberhasilan,” katanya.

Pada sesi workshop, pemilik Bhinneka Prostetik Joko Suliyarto mengatakan, tujuan utama dari pembuatan kaki palsu adalah mobilitas agar pasien dapat hidup mandiri dan produktif kembali tanpa terhalang keterbatasan fisiknya.

“Dengan terobosan 3D Scanner yang portabel dan 3D Printer, hal itu dapat mempercepat proses pengukuran hingga produksi test socket pada kaki palsu dengan hasil yang presisi dan profesional, dan masih banyak potensi untuk pembuatan aksesoris prosthesis,” ucapnya.

Sementara Direktur PT Rekayasa Teknologi Medis Indonesia Faizal Rezky Dhafin   menjelaskan, selama ini yang banyak diproduksi adalah tangan palsu hanya untuk penampilan atau estetika, namun dengan kemajuan teknologi juga bisa dibuat tangan palsu untuk fungsional.

“Setidaknya tangan palsu bisa digunakan untuk memegang dalam meningkatkan produktifitas dalam bekerja sehari-hari. Namun untuk pergerakan lebih lanjut diperlukan inovasi dalam teknologi karena untuk sistem gerak, misalnya pergelangan atau jari-jari masih bersifat mekanikal, jika pun ada yang menggunakan sistem electrical masih tidak tahan air dan sensornya tidak tahan lama,” katanya.

KEYWORD :

Program Equibility UMB. Evolusi 3D Disabilitas




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :