Minggu, 30/06/2024 06:59 WIB

Pakar Pertahanan: Tanpa Persenjataan Kuat Indonesia Tak Akan Disegani

Prabowo perlu memperkuat pesenjataan Indonesia ke depan agar bisa menggerakkan dunia.

Gelora Talks bertema Arah Politik Luar Negeri Prabowo: Dari Isu Ukraina Hingga ke GAZA di Jakarta, Rabu (5/6/2024) sore. Foto: tangkapanlayar

JAKARTA, Jurnas.com – Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) 2002-2005 Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim mengatakan, Indonesia tidak akan diperhitungkan dan disegani dunia bila tidak memiliki sistem pertahanan dan persenjataan yang kuat.

Hal itu disampaikan Chappy Hakim dalam diskusi Gelora Talks dengan tema `Arah Politik Luar Negeri Prabowo: Dari Isu Ukraina Hingga ke GAZA` di Jakarta, Rabu (5/6/2024) sore.

Chappy Hakim mengatakan, sekarang dunia tengah berhadapan dengan situasi geopolitik yang tidak menguntungkan, yakni adanya konflik global dan ancaman smart war (perang yang cerdas), bukan perang konvensional.

Konflik geopolitik global itu terjadi antara Rusia-Ukraina, Israel-Iran, Amerika Serikat-China. Lalu, adanya ancaman perang di Laut China Selatan, dan ancaman AUKUS Australia.

"Semua itu adalah konflik geopolitik berupa perang, dan sekarang perang tersebut, sudah mencapai smart war yang memerlukan smart defence sistem, " kata Chappy Hakim.

Founder and Chairman Indonesia Center for Air Power Studies ini mengatakan, bahwa situasi tersebut, menjadi tantangan bagi pemerintahan baru dibawa pimpinan Prabowo Subianto.

"Inilah tantangan besar bagi pemerintahan baru, bagaimana memposisikan kita sebagai negara originaly dan origanily position. Dimana NKRI itu, adalah anti imperialisme dan kolonialisme dan pelopor negara-negara nonblok. Sehingga kita bisa mengetahui apa yang harus kita posisikan," katanya.

Di tempat yang sama, Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah mengatakan, Presiden RI yang akan dilantik Oktober nanti harus menjadi juru bicara keinginan politik luar Indonesia ke depan. Presiden ini yang juga akan menjadikan Indonesia sebagai negara superpower baru, kekuatan baru dunia.

"Salah satu dari pilar penting Indonesia Emas 2045 itu, adalah munculnya Presiden yang akan menjadi juru bicara politik luar negeri Indonesia," kata Fahri Hamzah,

Fahri Hamzah mengaku bersyukur Indonesia akan mempunyai Presiden yang punya kemampuan sebagai juru bicara Indonesia seperti Presiden Soekarno.

Menurutnya, pikiran dan pandangan Soekarno ketika itu, mampu menjelaskan keberadaan negara baru bernama Indonesia dan berani melakukan konfrontasi dengan negara lain.

"Mudah-mudahan Pak Prabowo bisa menjuru bicarai kepentingan Indonesia di dunia internasional, tapi tidak dengan konfrontasi," katanya.

Sedangkan Pengamat Politik Timur Tengah & Dunia Islam Hasibullah Satrawi berharap bahwa pemerintahan Prabowo Subianto bisa menjaga harmoni antara agama dan politik.

"Ke depan ini penting adanya rakyat dan militer untuk saling bekerja sama demi kemajuan bersama. Karena itu, Pak Prabowo sebagai tokoh militer dalam demokrasi seperti hubungan antara agama dan negara yang digambarkan Imam Ghazali," kata Hasibullah Satrawi.

Sehingga, menurut dia, Prabowo perlu memperkuat pesenjataan Indonesia ke depan agar bisa menggerakkan dunia.

Sebab, apabila tidak memiliki persenjataan yang kuat, Indonesia tidak akan didengar dan bisa mengajak negara lain untuk menjaga perdamaian, tidak cukup hanya seruan moral.

KEYWORD :

Prabowo Persenjataan Smart War Gelora Talk




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :