Pentingnya meningkatkan usaha menjaga keamanan privasi terhadap bahaya di dunia digital (Foto : Jurnas/Ist).
Jurnas.com – Meskipun kita punya akun pribadi, kenapa jaringan digital itu berbahaya? Karena, selain server jaringan dipakai bersama, juga tidak ada keamanan 100 persen, serta selalu saja ada orang yang melakukan tindakan kriminal.
”Ancaman dalam kegiatan digital meliputi gangguan, keamanan, dan privasi,” tutur Manajer Pemasaran Compass Publishing Indonesia Femikhirana, dalam webinar literasi digital untuk segmen pendidikan yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, di Kabupaten Magetan, Selasa (11/6).
Femikhirana mengatakan, potensi ancaman di dunia digital meliputi: spam yang berasal dari email tidak berguna, virus yang berasal dari file yang diunduh, dan spyware yang berasal dari file yang diunduh telah disusupi spyware atau adware.
”Potensi ancaman spam, virus, dan spyware, yakni adanya link phising, spoofing, pencurian ID dan data, link download virus dan spyware. Virus bisa merusak data maupun hardware, dan spyware bisa menghabiskan kapasitas memory data,” jelas Femikhirana dalam diskusi online yang dipandu moderator Anissa Rilia itu.
Dalam diskusi virtual bertajuk ”Tips dan Trik Menjaga Keamanan Privasi Secara Digital” itu, Femi menyebut potensi keamanan privasi bisa berasal dari fake buyer (seller) di marketplace, scammer dari aplikasi yang ada transaksinya, dan grooming dari media sosial atau chat aplikasi.
”Ancaman privasi bisa dari hacker, stalker dan website ilegal. Agar aman, pasang kata sandi, finger print, face authentication, dan two factor authentication (2FA) di perangkat keras. Find my device, backup data, antivirus, enkripsi, shredder, dan pembagian akun email di perangkat lunak,” rinci Femikhirana.
Tips pencegahan atau meminimalisir risiko acaman digital, menurut Femi, jangan buka attachment email yang tidak dikenal, hanya mengisi link yang dapat dipercaya, mengunduh file dari situs tepercaya, berbagi perangkat keras hanya dengan orang yang kita percaya, aktifkan firewall jaringan internet, dan aktif memantau akun yang dibuat atau tutup akun bila sudah tidak mau digunakan.
Transaksi Digital Meningkat 14 Kali Lipat
”Jangan lupa memantau follower di media sosial, blokir follower yang tidak punya identitas yang jelas (fake account), tidak mengunggah data pribadi ke situs yang tidak tepercaya,” pungkas Femikhirana di depan para pendidik dan siswa sekolah menengah yang mengikuti diskusi online dengan menggelar nonton bareng (nobar) dari sekolah masing-masing.
Sekolah menengah di Kabupaten Magetan yang mengikuti kegiatan nobar di ruang kelas, di antaranya: SMPN 1 Lembeyan, SMPN 1 Sukomoro, SMPN 1, SMPN 3 Maospati, SMPN 1 Kawedanan, SMPN 1 Karas, SMPN 2 Karangrejo, SMPN 1 Nguntoronadi, SMPN 1 Barat, dan SMPN 1 Bendo.
Dari perspektif berbeda, praktisi IT Ardiansyah menambahkan, selain memberi manfaat, internet juga memiliki dampak negatif seperti perundungan siber, penyalahgunaan data pribadi, penggunaan teknologi secara berlebihan, kontak yang berisiko, konten negatif, juga gangguan mental dan perilaku.
”Tiga cara menjadikan internet tempat aman, yakni: tunjukkan perilaku baik, periksa pengaturan akun dan kata sandi, serta jangan menyebarkan rumor. Pikirkan sebelum menerima sebuah permintaan, mengirim sesuatu, dan sebelum membagikan sesuatu,” jelas Ardiansyah.
Sementara, Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Magetan Irawan, menekankan pentingnya menghindari konten negatif agar aman bermedia digital.
”Agar aman, hindari perundungan siber, ujaran kebencian dan hoaks. Tindakan etis terkait konten negatif, analisis, verifikasi, dan tidak menyebarkan konten negatif. Lebih baik memproduksi konten yang bermanfaat (positif),” pungkas Irawan.
Untuk diketahui, webinar seperti digelar di Magetan ini merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) yang dihelat Kemkominfo. GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.
Sampai akhir 2023, program #literasidigitalkominfo yang dimulai sejak 2017 tercatat telah diikuti 24,6 juta orang. Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia hingga akhir 2024.
Kecakapan digital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 juta jiwa penduduk Indonesia.
Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan yang terkait dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page, dan Kanal YouTube Literasi Digital Kominfo.
KEYWORD :Kemkominfo Literasidigitalkominfo Digital Tips