DPO KPK, Harun Masiku.
Jakarta, Jurnas.com - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Rossa Purbo Bekti diyakini bisa menangkap tersangka kasus suap pergantian antar-waktu (PAW) anggota DPR RI periode 2019-2024, Harun Masiku
Mantan penyidik KPK, Yudi Purnomo menjelaskan bahwa mantan koleganya itu sudah memiliki banyak pengalaman dalam menangkap buronan kasus korupsi.
"Tm penyidik tambahan dibawah Kepemimpinan Kasatgas Penyidikan AKBP Rossa Purbo Bekti bisa menangkap Harun Masiku," kata Yudi dalam keterangan yang diterima Selasa 18 Juni 2024.
Selain itu, Yudi juga menanggapi soal penyitaan sejumlah barang, termasuk ponsel milik Sekjen PDIP Hasto Kristoyanto dan stafnya yang bernama Kusnadi oleh penyidik KPK.
Yudi meyakini penyitaan oleh penyidik KPK sudah dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Penyidik juga diyakini telah melakukan analisis digital forensic terhadap barang-barang yang disita itu.
"Namun selesainya kapan tentu akan membutuhkan waktu karena tergantung isi dari HP apakah banyak atau sedikit datanya," jelas Yudi.
Menurut Yudi, jika dari hasil analisis ditemukan bukti terkait pelarian Harun Masiku, maka KPK harus kembali memeriksa Hasto Kristiyanto dan Kusnadi.
"Bahwa jika pun mangkir dalam panggilan, penyidik punya kewenangan untuk memanggil kembali dengan panggilan kedua serta bisa membawa paksa jika tidak hadir dengan alasan yang patut," ujar Yudi.
Sementara itu, Yudi menyayangkan adanya kegaduhan dalam pencariaj Harun Masiku. Menurutnya hal itu akan memungkinkan Harun Masiku untuk lari dari penangkapan.
"Dengan kondisi kegaduhan seperti ini, tentu Harun Masiku dan orang orang yang menyembunyikan dan membiayai Harun Masiku tentu akan mencari strategi lain untuk bersembunyi apalagi sudah 4 tahun tidak tersentuh," kata dia.
Namun, Yudi meyakini jika penyidik KPK Rossa dengan pengalamannya dapat segera menangkap Harun Masiku.
"Kita doakan saja harun Masiku cepat tertangkap karena kasus ini tidak akan tuntas selama harun masiku belum tertangkap," pungkasnya.
KEYWORD :KPK Harun Masiku PDIP Hasto Kristiyanto Rossa Burbo Bekti Buronan Korupsi
