Minggu, 08/09/2024 07:06 WIB

Penelitian Fikom UMB Ungkap Perhatian Media Kurang Terhadap Isu Stunting

Isu stunting kurang menjadi perhatian media massa dalam penelitian yang dilakukan UMB. 

Penelitian soal publikasi stunting Universitas Mercu Buana dipimpin oleh Prof. Dr. Suraya. M. Si. (Foto: Jurnas/Ist).

Jakarta, Jurnas.com- Universitas Mercu Buana mengungkap hasil penelitian terbaru yang menunjukkan minimnya perhatian media nasional terhadap isu stunting anak di Indonesia. Penelitian dengan judul Child  Stunting:  Revealing  the  Lack  of  Concern  of  National  Media  in Indonesia, ini dipublikasikan dalam Profetik Jurnal Komunikasi oleh tim dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana, bertujuan untuk mengevaluasi sejauh mana media berita online di Indonesia membahas masalah stunting anak.

Penelitian yang dipimpin oleh Prof. Dr. Suraya. M. Si.,  dan timnya yang terdiri dari dua dosen Universitas Mercu Buana Nurhayani Saragih dan  Afgiansyah, dan dua lainnya dari Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto; Wiwik Novianti; S. Bekti Istiyanto. Dengan menggunakan metode analisis konten digital dengan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan dari berita-berita yang diterbitkan oleh portal berita online selama bulan November 2022, bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional. Hasilnya menunjukkan bahwa portal berita dengan tingkat kesadaran tertinggi terhadap isu stunting adalah sebuah media online yang menerbitkan sekitar 528 berita dari total 750 berita yang dianalisis.

“Kami menemukan bahwa meskipun ada beberapa media yang cukup aktif memberitakan isu stunting, secara umum, perhatian media nasional terhadap masalah ini masih kurang. Kebanyakan berita yang dipublikasikan berkisar pada komitmen pemerintah untuk menurunkan angka stunting dan program kampanye pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pencegahan dan penanganan stunting,” kata Suraya, Ketua Peneliti, Rabu  (19/6/2024).

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, yang berdampak pada terganggunya perkembangan otak dan fisik anak. Menurut data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, angka stunting di Indonesia mencapai 24,4 persen, yang berarti satu dari empat anak di Indonesia mengalami stunting. Provinsi dengan prevalensi stunting tertinggi termasuk Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tenggara.

Presiden Joko Widodo telah menandatangani Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting sebagai bagian dari komitmen pemerintah untuk mencapai target penurunan stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024. Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto, menyatakan bahwa anggaran kesehatan tahun 2021 diprioritaskan untuk menangani enam masalah kesehatan utama, termasuk pencegahan stunting.

Penelitian ini menyoroti pentingnya peran media dalam menyebarkan informasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang stunting. Media massa diharapkan dapat mendukung kampanye kesehatan pemerintah dengan memberikan informasi yang akurat dan relevan kepada masyarakat.

“Media memiliki peran strategis dalam meningkatkan kesadaran publik. Oleh karena itu, sangat penting bagi media untuk tidak hanya fokus pada isu-isu yang populer, tetapi juga memberikan sorotan pada isu-isu krusial seperti stunting,” tambah Suraya Mansur.

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan para peneliti dan praktisi komunikasi dapat memperdalam wawasan mereka tentang pentingnya peran media dalam kampanye kesehatan, serta mendorong media nasional untuk lebih proaktif dalam memberitakan isu-isu kesehatan yang krusial seperti stunting.

KEYWORD :

Stunting Media Nasional Mercu Buana




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :