Sabtu, 23/11/2024 10:09 WIB

Situs BAIS Didiga Diretas, Netizen Soroti Dugaan Bocornya Data Negara

Situs resmi Badan Intelijen Strategis (BAIS) diduga diretas oleh hacker yang menamakan akunnya MoonzHaxor

Situs BAIS diduga diretas oleh Hacker (Istimewa)

Jakarta, Jurnas.com — Situs resmi Badan Intelijen Strategis (BAIS) diduga diretas oleh hacker yang menamakan akunnya MoonzHaxor.

Informasi kebocoran data-data penting dan sensitif yang dimiliki oleh Badan Intelijen Strategis (BAIS) ini pertama kali tersebar luas di jagat maya X oleh akun @MurtadhaOne1.

“Bocor! Data BAIS, INAFIS dan Kemenhub dijual di Dark Web, harganya 1000-7000 dollar AS,” tulis akun X @MurtadhaOne1

Tak hanya itu, @MurtadhaOne1 juga menuliskan kekecewaannya akan ketidakamanan sistem siber Bangsa Indonesia yang kerapkali mudah di hacker oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

“Ternyata keamanan siber bangsa ini memang lemah meski sudah punya lembaga bernama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN),” lanjutnya.

Postingan informasi tersebut pun mendapatkan respon dari sejumlah netizen yang turut serta kaget dan merasa lemahnya sistem keamanan siber yang dimiliki oleh Indonesia.

“Data intelijen, data jumlah alutsista, dan data rahasia lainnya bocor. Semudah itu menaklukan negara sebesar Indonesia. Ga usah pakai provokasi, ga usah pakai angkat senjata, ga usah pakai narasi besar, cuma di hack aja, takluk lah negara ini,” komentar akun X @yesmar_banu

Sejak postingan itu diunggah pukul 21:53 WIB pada 24 Juni 2024 malam, sudah mendapatkan perhatian netizen dengan total 1,8K Repost, 450 Quotes, serta 8K Likes.

Sementara itu, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Letjen TNI Hinsa Siburian mengklarifikasi dan memperjelas soal dugaan kebocoran data milik Indonesia Automatic Finger Indentification System (INAFIS) Kepolisian Republik Indonesia (POLRI).

Berdasarkan hasil koordinasi dengan POLRI, didapatkan fakta bahwa data tersebut merupakan data lama yang tidak terbarui.

"Ini sudah kami konfirmasi dengan kepolisian, bahwa itu adalah data-data lama mereka yang diperjualbelikan di dark web itu," kata Hinsa di Jakarta.

Hinsa menyebutkan pihaknya masih berkoordinasi dengan POLRI karena pernyatasn terbaru itu masih berupa hasil koordinasi sementara, koordinasi lanjutan dibutuhkan untuk mendapatkan kejelasan mengenai dugaan kebocoran data itu.

Hinsa menyakinkan bahwa sistem POLRI saat ini tidak mengalami gangguan dan tetap berjalan dengan baik meski terdapat dugaan kebocoran data INAFIS.

"Kami yakinkan bahwa sistem mereka berjalan dengan baik," ujar Hinsa.

Lebih lanjut, meski bertepatan dengan momen terjadinya serangan siber pada Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 namun BSSN memastikan dugaan kebocoran data INAFIS tidak berkaitan dengan gangguan di PDNS 2.

KEYWORD :

Situs BAIS Hacker BSSN




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :