Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. (Foto Istimewa)
Jakarta, Jurnas.com - Indonesia sedang bersiap menjadi pemain utama kendaraan listrik di dunia. Hal ini dilakukan guna memenuhi permintaan global untuk kendaraan listrik, di mana baterai litium merupakan inti dari transformasi.
"Melalui pemanfaatan sumber daya alam kita yang kaya serta berinvestasi dalam teknologi mutakhir, Indonesia siap menjadi pemain kunci dalam rantai pasokan global untuk kendaraan listrik, dari hulu sampai hilir, dengan ekosistem yang terintegrasi dan melibatkan para pemangku kepentingan internasional. Langkah strategis ini tidak hanya akan meningkatkan perekonomian kita, tetapi juga menciptakan ribuan lapangan kerja, mendorong inovasi dan pengembangan keterampilan di antara tenaga kerja kita," kata Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Indonesia miliki target 600 ribu kapasitas produksi Battery Electric Vehicle (BEV) di tahun 2030, sehingga produksi Kona Electric 50 ribu unit per tahun ini akan menambah kapasitas produksi Indonesia secara signifikan.
Produksi ini diperkirakan dapat mengurangi emisi CO2 sekitar 160 ribu ton per tahun, mengurangi impor BBM 45 juta liter per tahun, serta penghematan subsidi BBM mencapai 131 miliar rupiah per tahun, dan akan bertambah seiring jumlah kendaraan yang beredar.
Selain itu, dengan penggunaan baterai LG produksi dalam negeri pada Kona Electric, nilai TKDN KBLBB yang awalnya 40% bisa naik jauh lebih tinggi, mendekati 80%. Hal ini merupakan langkah awal untuk mendorong peningkatan nilai tambah dari industri dalam negeri.
DPR Dukung Penuh Target Indonesia Bebas TBC 2029
"Pembentukan ekosistem baterai litium dan industri kendaraan listrik ini tidak hanya menempatkan Indonesia sebagai pemimpin di kawasan ini, tetapi juga menggarisbawahi dedikasi kita untuk mengurangi emisi karbon, meningkatkan kualitas udara, dan meningkatkan kualitas hidup warga negara kita," pungkas Luhut.
Kendaraan Listrik Baterai Lithium Luhut Binsar Panjaitan