Illustrasi, eksplorasi migas di lepas pantai. (Foto dok. Humas SKK Migas)
Jakarta, Jurnas.com - Provinsi Riau adalah penghasil minyak mentah terbesar di Indonesia saat ini. Untuk itu, target investasi hulu migas di Riau pada tahun ini dipatok sebesar US$4,24 miliar.
Pj Gubernur Riau S.F. Hariyanto melaporkan total realisasi investasi hulu migas di Riau mencapai US$21,09 miliar atau sekitar Rp344,63 triliun (asumsi kurs Rp16.341 per US$) sepanjang 2020-2024.
"Kinerja lifting migas Riau mencapai 180.000 bopd atau 30% dari lifting nasional. Tantangan kita bersama adalah sinergi agar target peningkatan produksi hingga mencapai 1 juta bopd tersebut tercapai," katanya di acara Pre Indonesia Upstream Oil & Gas Supply Chain Management & National Capacity Building Summit 2024 (IOG SCM & NCB Summit 2024), Kamis (4/7).
Menurutnya, pihaknya akan terus menjalankan program hulu migas tahun 2024 agar memberikan dampak bagi Provinsi Riau melalui dana bagi hasil (DBH) migas, participation interest (PI) 10%, dan efek berganda pengembangan masyarakat.
"Keberadaan industri hulu harus berdampak bagi masyarakat sekitar dan memberikan dampak berkelanjutan bagi pengembangan masyarakat dan UMKM tempatan," ungkapnya.
Ia menyebut, komitmen K3, lingkungan, dan penggunaan tenaga kerja lokal serta penyediaan barang dan jasa lokal untuk memenuhi kebutuhan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) tetap menjadi prioritas bersama mengingat ada 13 KKKS aktif berkegiatan di Provinsi Riau dengan banyak sub pekerjaan bersama mitra kerja.
“Provinsi Riau sudah ada sekolah vokasi migas dan kampus perminyakan yang telah lama berkontribusi baik melalui sumber daya manusia (SDM) maupun pola kerja sama studi penerapan," paparnya.
"Riau saat ini melalui badan usaha milik daerah (BUMD), telah mengelola 3 dari 7 PI 10% dari masing-masing KKKS. Dengan kesiapan keuangan yang ada, BUMD ini kami siapkan untuk bisa memberikan kontribusi kembali bagi kelancaran operasional hulu migas di Provinsi Riau," pungkasnya.
KEYWORD :Investasi Hulu Migas Target Investasi Lima Tahun Tembus Rp344 63 Triliun