Senin, 14/10/2024 05:25 WIB

Bersama PT MARS, Kementan Tingkatkan Kualitas SDM Petani Kakao di Sulawesi

Kementerian Pertanian (Kementan) terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia pertanian yang handal, termasuk petani kakao

Bersama PT MARS, Kementan Tingkatkan Kualitas SDM Petani Kakao di Sulawesi (Foto: Kementan)

Luwu Timur, Jurnas.com - Kementerian Pertanian (Kementan) terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia pertanian yang handal, termasuk petani kakao. Hal ini dilakukan guna menggenjot produksi, kualitas, dan usaha kakao, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani.

Diketahui, Indonesia memiliki peluang yang besar dalam pengembangan industri pengolahan kakao. Hal ini didukung potensi Indonesia menjadi produsen kakao terbesar ketiga di dunia, dengan total produksi sekitar 700 ribu ton per tahun.

Untuk itu, Kementan terus menggenjot kualitas SDM petani kakao, di antaranya melalui kegiatan Training Agronomi dan Bisnis. Training Bisnis yang diselenggarakan oleh Program Rural Empowerment and Agricultural Development Scaling Up Initiative (READSI) bekerjasama dengan PT MARS ini, yang dilaksanakan selama 21 hari (1 – 31 Juli 2024) di Cocoa Academy Tarengge, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, dalam berbagai kesempatan, menyampaikan bahwa pihaknya akan terus mendorong petani kakao dalam mengembangkan usaha kakao.

"Upaya meningkatkan pengetahuan petani baik dari kemampuan teknis budidaya kakao dan manajemen bisnis terus dilakukan, agar mampu dan berdaya dalam peningkatan produksi yang berkualitas," ujar Mentan Amran.

Sementara Plt. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementan, Dedi Nursyamsi menambahkan, salah satu cara yang dapat dilakukan agar komoditas kakao dapat berdaya ialah dengan meningkatkan kualitas manajemen hulu hingga hilir dan nilai tambah.

"Di antaranya memalui proses pengolahan, pengangkutan ataupun penyimpanan dalam suatu produksi. Selain itu, membangun dan mengembangkan bisnis usaha kakao perlu melibatkan banyak stakeholder dan harus dipandang sebagai sistem multidisiplin," ujar Dedi.

Sementara itu, Deputy Teknis Pusat Program READSI, Apuk Ismane mengatakan, pihaknya bersama Mars membangun komitmen dalam peningkatan kualitas SDM petani kakao, seperti yang dilakukan di wilayah Sulawesi.

Ia menuturkan, kerjasama program READSI dan PT Mars pada periode 2018 – 2024, telah menghasilkan lulusan cocoa doctor sebanyak 673 petani kakao yang dilatih di Tarengge.

"Cocoa Doctor yang telah dilatih diharapkan memiliki komitmen untuk menjalankan budidaya kakao tanpa penebangan hutan dan melindungi hutan yang ada demi kemaslahatan yang ada dengan senantiasa menerapkan prinsip berkelanjutan dan inklusif," ujar Apuk Ismane dalam keterangannya, Kamis (11/7/2024).

Lebih lanjut, Apuk menuturkan, usaha kakao diharapkan mampu menjadi solusi pemenuhan kebutuhan petani kakao untuk meningkatkan produktivitas yang berkualitas.

"Training bisnis ini juga diharapakan dapat menciptakan agropreneur, menumbuhkan wirausaha petani kakao mandiri dan dapat menjalankan usahanya dalam pengembangan kakao desa (Cocoa Village Center)," ujar Apuk.

Ia menambahkan, pemerintah juga mendorong peningkatan produktivitas kakao dalam memenuhi kebutuhan di sektor industri dan gencar menumbuhkan wirausaha baru dalam pengembangan bisnis kakao.

"Kami juga akan mendukung terhadap program sustainability (keberlanjutan) dan traceability (ketertelusuran) pada rantai pasok, meningkatkan kampanye konsumsi cokelat di dalam negeri, melakukan promosi pada ajang pameran di tingkat nasional dan internasional, serta melaksanakan program restrukturisasi mesin produksi," ujar Apuk Ismane.

KEYWORD :

Kementerian Pertanian BPPSDMP Kualitas SDM Petani Kakao PT MARS




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :