Sabtu, 23/11/2024 03:44 WIB

Perjalanan SD di Pelosok Kalimantan Tembus Sekat Akses

Berdiri di tengah pelosok perkebunan sawit Kalimantan menyisakan tantangan besar bagi SD Perdana Sukamara, Kalimantan Tengah, dan SD Perdana Ketapang, Kalimantan Barat.

SD Perdana Ketapang di pelosok Kalimantan (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Berdiri di tengah pelosok perkebunan sawit Kalimantan menyisakan tantangan besar bagi SD Perdana Sukamara, Kalimantan Tengah, dan SD Perdana Ketapang, Kalimantan Barat. Sebab berjarak cukup jauh dari pusat perkotaan, kedua SD yang didirikan PT Sampoerna Agro Tbk ini sempat terkendala dalam meningkatkan kualitas belajar dan mengajar.

Sebagaimana dialami Krisdiana, Kepala SD Perdana Sukamara. Lokasi satuan pendidikan yang berada di tengah-tengah kebun sawit, cukup membatasi komunikasi dengan komunitas pendidikan yang berada di kota.

Walhasil, informasi mengenai program pendidikan terbaru seringkali terlambat didapatkan, termasuk implementasi Kurikulum Merdeka. Sementara itu, Kris sadar tugasnya sebagai kepala sekolah menghantarkan keberlangsungan pendidikan baik bagi rekan-rekan guru maupun siswa.

Tahun 2022 menjadi momen perubahan besar bagi Kris dan SD Perdana Sukmara. Untuk menjawab menjawab kebutuhan akan akses pelatihan guru, Kris dan guru-guru lainnya berkesempatan meningkatkan kompetensi guru secara daring sehingga mampu menciptakan suasana belajar yang akrab, interaktif dan efektif.

Selain itu, Kris berkesempatan mendapatkan pelatihan dan pembinaan menyeluruh agar mempermudah akses peningkatan pendidikan di SD Perdana Sukamara.

Dua tahun kemudian, Kris dan para guru SD Perdana Sukamara lebih mudah beradaptasi dan berpacu dengan perkembangan penerapan Kurikulum Merdeka, para siswa lebih komunikatif, mampu mengembangkan keterampilan berpikir ilmiah, dan mengasah minat serta bakat dalam after school programme.

Perkembangan yang signifikan juga membawa hasil yang melebihi ekspektasi Kris baik sebagai pendidik maupun kepala sekolah. Pelatihan yang telah diikuti oleh Kris dan para guru selama dua tahun membuatnya untuk memberanikan diri mengikuti lomba guru dan kepala sekolah berprestasi se-Sukamara.

Alhasil, Kris dan rekan gurunya, Cut Maharani, dinobatkan sebagai Kepala Sekolah Berprestasi dan Guru Berprestasi se-Sukamara oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sukamara.

"Kami mencoba mengenalkan bahwa menjadi guru dan kepala sekolah saat ini bukan lagi momok yang perlu ditakutkan. Justru jika menginginkan perubahan, kepala sekolah dan guru berperan besar dalam memulainya karena jika tidak, bagaimana dengan anak-anaknya kelak?" kata Kris dalam keterangannya pada Kamis (18/7).

Tantangan senada juga dirasakan oleh Deny Ariyanto, Kepala Sekolah SD Perdana Ketapang. Lokasi sekolah yang di pelosok membuat banyak guru tidak tertarik untuk meniti karirnya di SD Sukamara Ketapang. Masalah lain yang dihadapi adalah orang tua yang masih acuh akan proses belajar dan koneksi listrik dan internet yang sering padam.

Akhirnya pada 2022 lalu, Deny berkesempatan memperbaiki sistem manajemen di sekolah, sekaligus mencari guru-guru muda yang bersedia belajar dan mengajar di Ketapang melalui pelatihan dan pembinaan secara intensif.

Guru-guru muda ini tertarik untuk berkarya di SD Perdana Ketapang karena melihat potensi sekolah untuk berkembang. Mereka juga tertarik karena melihat banyak kesempatan untuk mendapatkan pelatihan peningkatan kompetensi. Sesuatu yang sangat jarang mereka dapatkan.

Selama pelatihan dan pembinaan berlangsung di SD Perdana Ketapang, para guru antusias meluangkan waktu setelah jam sekolah untuk mengikuti pelatihan secara efektif. Hasilnya, Deny dan segenap manajemen sekolah lebih tertib administrasi dan mantap mempersiapkan akreditasi sekolah.

Melalui pelatihan ini, para guru juga juga lebih terbuka untuk berinteraksi dengan wali murid melalui program komite. Di sini orang tua mendapat tips dari para guru untuk mendampingi proses belajar anak mereka secara intensif.

"Kami mempelajari banyak hal terkait pengelolaan sekolah yang lebih tertib dan mempersiapkan akreditasi. Dari segi tenaga pendidik, jumlah guru yang berminat untuk mengajar di Ketapang bertambah, sehingga saya makin semangat untuk berbagi ilmu ke ruang lingkup yang lebih luas lagi dengan berbagai strategi pembelajaran yang telah kami pelajari," ujar Deny.

Keberhasilan Kris dan Deny dalam membangun manajemen sekolah yang lebih baik untuk SD Perdana Sukamara dan SD Perdana Ketapang mulai dirasakan setelah mereka mengikuti Lighthouse School Program.

Program sekolah mercusuar ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas sekolah secara holistik dan intensif yang bertujuan mewujudkan sistem manajemen sekolah yang akuntabel.

LSP merupakan kolaborasi antara Putera Sampoerna Foundation (PSF) melalui inisiatif School Development Outreach (SDO) bersama PT Sampoerna Agro Tbk melalui Yayasan Perdana Cemerlang.

Selama dua tahun, SD Perdana Sukamara dan SD Perdana Ketapang tidak hanya menerima pelatihan secara intensif dalam program Lighthouse School Program, tetapi juga pembinaan yang menyeluruh baik kepada guru-guru, manajemen sekolah, siswa, serta orang tua.

Program ini telah memberikan imbas kepada 20 guru dan 399 siswa di Sukamara dan Ketapang, dan akan terus berkembang dengan dukungan penuh dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan masing-masing daerah.

Selain di Sukamara dan Ketapang, Lighthouse School Program masih berlangsung di Tompobulu, Sulawesi Selatan dan Baubau, Sulawesi Tenggara, dan telah menjangkau 17 sekolah, lebih dari 400 guru, 6.700 siswa, 3.100 manajemen sekolah, dan 2.800 orang tua.

KEYWORD :

Pelosok Kalimantan Kebun Sawit Kisah Inspiratif SD Perdana Sukamara




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :