Sabtu, 21/09/2024 10:20 WIB

Swasembada Solusi untuk Memenuhi Kebutuhan Padi Nasional

Alih-alih mengambil jalan pintas melalui impor sebagai upaya pemenuhan kebutuhan padi nasional, Kementan akan mendorong swasembada sebagai solusi jitu

Plt. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementan, Dedi Nursyamsi (tengah) saat Konferensi Pers secara online dalam rangka TOT Peningkatan Produksi Padi di Musim Kemarau, Jakarta (Foto: Isimewa)

Jakarta, Jurnas.com - Badan Penyuluhan Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) akan menggelar Training Of Trainers (TOT) dengan tema `Peningkatan Produksi Padi di Musim Kemarau` yang akan dilaksanakan pada (30/7) hingga (1/8).

Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dalam upaya mengantisipasi musim kemarau terhadap intensitas produksi padi nasional. Hal tersebut di antaranya dapat ditempuh melalui perluasan Areal Tanam (PAT) padi seperti optimasi lahan rawa, pompanisasi dan penanaman padi gogo.

Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi mengatakan, pada 2022 produksi padi nasional mencapai 31,5 juta ton, sementara pada 2023 hanya mencapai 30,2 juta ton. Sedangkan konsumsi beras dalam setahun nasional mencapai 31,2 juta ton.

"Sehingga untuk konsumsi saja beras kita tidak cukup, kita kurang sekitar satu juta ton, belum CBP (Cadangan Beras Pemerintah) Bulog setiap tahun menyerap beras untuk cadangan sekitar 2,5 juta ton," kata Dedi saat Konferensi Pers secara online dalam rangka TOT `Peningkatan Produksi Padi di Musim Kemarau`, Jakarta, Senin (22/7/24).

Dalam kondisi yang demikian, alih-alih mengambil jalan pintas melalui impor sebagai upaya pemenuhan kebutuhan padi nasional, Kementan akan mendorong swasembada sebagai solusi jitu dalam menghadapi hal tersebut.

"Ekportir beras seperti India, Vietnam, dan Myanmar menyetop untuk tidak menjual beras keluar, karena mereka tidak tahu sampai kapan krisis pangan global ini berlangsung, jadi mereka lebih mementingkan warganya sendiri untuk diamankan," kata Dedi.

Untuk itu, Dedi mengatakan, solusi dalam menghadapi krisi pangan global ialah dengan menggalakkan produksi pangan dalam negeri melalui swasembada, guna memenuhi kebutuhan pangan.

"Kalaupun kita impor beras belum tentu dapat beras, meskipun kita punya duit belum tentu kita dapat beras, karena eksportir beras menahan produk berasnya untuk tidak dijual ke luar," ujar dia.

Oleh karenanya, peningkatan produksi, kata Dedi, dapat dilakukan melalui peningkatan produktivitas dan peningkatan hasil persatuan luas, namun menurutnya jika melalui hal tersebut terlalu sulit dan terlalu lama.

"Maka peningkatan beras kita lakukan melalui peningkatan area tanam dan peningkatan indeks pertanam, dari yang satu kali menjadi dua kali. Itulah yang kita sebut sebagai optimalisasi lahan rawa," kata Dedi.

Untuk itu, kata Dedi, Kementan mendorong peningkatan kompetensi SDM pertanian untuk meningkatkan produktivitas padi musim kemarau melalui TOT dengan tema `Peningkatan Produksi Padi di Musim Kemarau`.

"ToT ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peserta terkait peningkatan produksi padi di musim kemarau dalam rangka mendukung peningkatan areal tanam sebagai upaya peningkatan produksi padi nasional," katanya.

Peserta pelatihan ditargetkan sebanyak 47.764 orang yang terdiri dari 185 Widyaiswara, 262 Dosen, 70 Guru, dan 47.247 penyuluh pertanian (PNS, PPPK, THL Pusat, THL Daerah) di seluruh Indonesia.

Para peserta akan diberikan pelatihan bagaimana meningkatkan produksi padi di musim kemarau, memilih benih padi unggul, mengelola lahan sawah, Gerakan Tani Pro Organik (GENTA ORGANIK), pengelolaan OPT padi, pompanisasi dan pengelolaan air di lahan sawah, dan tumpang sisip padi gogo di lahan perkebunan.

KEYWORD :

Kementerian Pertanian BPPSDMP Dedi Nursyamsi Swasembada Produksi Padi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :