Minggu, 08/09/2024 02:13 WIB

Lewat Program Unggulan, Kementan Dorong Transformasi Pertanian

Lewat Program Unggulan, Kementan Dorong Transformasi Pertanian

BPPSDMP Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar Penyusunan Dokumen Most Significant Change (MSC) Program READSI untuk memaksimalkan pencapaian terhadap sumber daya manusia (SDM) pertanian (Foto: Kementan)

Surabaya, Jurnas.com - Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan), menggelar Penyusunan Dokumen Most Significant Change (MSC) Program Rural Empowerment and Agricultural Development Scaling Up Initiative (READSI).

Kegitan tersebut digelar guna memaksimalkan pencapaian output dan outcome yang diharapkan dari program READSI, termasuk salah satunya pada bentuk perubahan yang paling signifikan atau Most Significant Change (MSC) terhadap sumber daya manusia (SDM) pertanian, khususnya petani.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, dalam berbagai kesempatan, menyampaikan bahwa SDM menjadi tulang punggung penggerak pembangunan pertanian. Karenanya, kata Mentan Amran, sudah seharusnya SDM pertanian memiliki kualitas yang mumpuni.

“Empat kunci yang perlu dipegang teguh agar SDM kita menjadi mumpuni. Di antaranya ialah bekerja yang terbaik, fokus, cepat dan berorientasi hasil,” ujar Amran.

Sementara itu, Plt. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan, pertanian mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia karena berfungsi sebagai penyedia pangan, pakan untuk ternak, dan bioenergi.

"Peran pertanian sangat strategis dalam mendukung perekonomian nasional, terutama mewujudkan ketahanan pangan, peningkatan daya saing, penyerapan tenaga kerja dan penanggulangan kemiskinan," kata Dedi.

Sedangkan, Kepala Pusat Pelatihan Pertanian BPPSDMP Kementan, Muhammad Amin, mengatakan, saat ini Program READSI sedang memasuki periode penyelesaian (project completion), di mana seluruh kegiatan teknis yang berkaitan dengan pencapaian output dan outcome yang diharapkan, termasuk salah satunya pada bentuk perubahan yang paling signifikan atau MSC.

Adapun perubahan signifikan yang dimaksud adalah perubahan dari penerima manfaat Program READSI sehingga diperlukan pembuatan cerita sukses (success story) perubahan dari penerima manfaat akhir.

"Meskipun program READSI ini akan berakhir di bulan September 2024, namun harapannya petani di lokasi program READSI mendapatkan dampak yang baik dan menjadi petani yang berhasil," kata Amin saat membuka kegiatan Penyusunan Dokumen Most Significant Change (MSC), yang digelar di Surabaya pada Rabu (24/7).

Menurut Amin, petani yang berhasil adalah mereka yang mampu meretas berbagai keterbatasan dan mengkonversinya menjadi materi sebagai imbal balik upayanya untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarganya.

"Keadaan ini mensyaratkan petani yang berhasil maka mereka harus seorang yang selalu belajar, inovatif, dan adaptif," katanya.

Lebih lanjut, Kapuslatan mengatakan, keberlanjutan program READSI sangat bergantung kepada dukungan dari Pemerintah Daerah beserta mitra swasta serta pihak lain yang terkait.

"Melalui pertemuan ini diharapkan dapat menjadi penghubung dan tempat diskusi antara pengelola Program READSI baik NPMO, PPSU, dan DPMO dalam persiapan pengakhiran Program READSI dapat berjalan dengan baik dan mampu mendongkrak target-target pada sasaran strategis dan program utama Kementan," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Manager Program READSI Andi Amal Hayat Makmur menjelaskan, proses pendekatan MSC ini melibatkan pengumpulan cerita significant yang dilakukan di lapangan yang bertujuan memberi ruang bagi stakeholder untuk melihat dan memahami perubahan yang terjadi, baik perubahan yang terjadi di masyarakat maupun perubahan yang terjadi di tingkat lembaga.

Kemudian, meningkatkan kemampuan pelaksana program dalam mengamati dan menganalisa dampak program. Lalu, proses dialog yang dinamis untuk membantu memahami value masing- masing pihak yang terlibat.

"Persepsi yang berbeda terhadap perubahan yang disampaikan oleh penutur cerita yang dapat membantu kita untuk mengetahui hasil/dampak program yang selama ini tidak  terlihat," kata Andi.

Diharapkan, di akhir periode MSC ini dapat tersusun cerita perubahan merekam dan mengisahkan perjuangan beneficiaries (pencerita) dalam mengakses keadilan.

"Tersusunnya cerita-cerita perubahan yang merefleksikan manfaat (benefit) hasil (result), perubahan (changes) atau dampak (impact) dari program yang mereka lakukan," kata Andi.

Sebagai informasi, kegiatan ini dilaksanakan selama 3 (tiga) hari dari tanggal 24- 26 Juli 2024 di Swissbell Hotel, Surabaya, Jawa Timur. Dalam kesempatan tersebut, juga digelar Pembukaan Pertemuan Rekonsiliasi Capaian Fisik TW II Tahun 2024, Penyusunan Dokumen Most Significant Change (MSC), Penyusunan Instrumen Pendampingan/Pengawalan Start - Up Package Phase I.

Kemudian, Rancangan Usaha Kakao Serta Diseminasi Cocoa Village Center (CVC) Program READSI dan Sosialisasi Pedoman Evaluasi Peserta Pelatihan serta Aplikasi SIMLATAN.

Peserta yang hadir berjumlah 35 (tiga puluh lima) orang yang terdiri dari Manager PPSU dan DPMO, Konsultan NPMO, dan Tim MSC yang akan turun ke lapangan.

KEYWORD :

Kementerian Pertanian BPPSDMP Kementan program READSI Transformasi Pertanian




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :