Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan menggelar Pelatihan Bisnis Lanjutan untuk Petani Program READSI, di Kupang, Nusa Tenggara Timur (Foto: Kementan)
Kupang, Jurnas.com - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) menggelar Pelatihan Bisnis Lanjutan untuk Petani (Advanced Farmer Business School) Program READSI, di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pelatihan yang digelar dari tanggal 30-31 Juli 2024 ini guna meningkatkan kompetensi (pengetahuan, ketrampilan dan sikap) peserta dalam mengembangkan rencana usaha bersama (kelompok tani/gabungan kelompok tani/asosiasi petani) dengan potensi pasar yang besar di lingkup kegiatan pasca panen, pengolahan hasil pertanian dan pengelolaan produk samping di wilayah program.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, dalam berbagai kesempatan mendorong peningkatan kualitas dan kuantitas SDM Pertanian. Sebab, menurutnya, SDM pertanian menjadi tulang punggung penggerak pembangunan pertanian.
"Membangun pertanian dibutuhkan sumber daya manusia pertanian yang berkualitas, andal, berkemampuan manajerial, kewirausahaan dan organisasi bisnis," sebut Amran.
Secara terpisah, Plt. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan, salah satu komponen penting pemberdayaan adalah penguatan kapasitas petani.
"Keterampilan dan sikap dalam mengembangkan rencana usaha (kelompok tani/gabungan kelompok tani/asosiasi petani) dengan potensi pasar yang besar di lingkup kegiatan pasca panen, pengolahan hasil pertanian dan pengelolaan produk samping harus terus ditingkatkan," kata Dedi.
Sementara itu, Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Muhammad Amin, saat membuka acara pelatihan tersebut mengatakan, perubahan dramatis sedang terjadi dalam pertanian di seluruh dunia sebagai akibat dari globalisasi, liberalisasi, dan urbanisasi yang pesat.
Karenanya, kata Amin, petani perlu terus meningkatkan kualitas usaha tani dan daya saingnya. Petani juga perlu mengintensifkan pola produksi yang ada dan mendiversifikasi usaha pertanian mereka dalam upaya meningkatkan penghidupan mereka.
"Teknis pengetahuan saja tidak cukup. Agar mampu bersaing dan memanfaatkan peluang baru yang muncul, para petani harus menyesuaikan usaha pertanian mereka dengan perubahan pasar dan meningkatkan efisiensi, profitabilitas dan pendapatan," kata Amin.
Amin menekankan bahwa keterampilan dan pengetahuan manajemen bisnis pertanian sangan penting untuk petani. Hal itu agar petani semakin efektif dalam menanggapi tantangan pertanian saat ini.
"Sehingga membantu petani untuk membuat pilihan yang tepat antara usaha pertanian yang disesuaikan dengan kelompok tani, keuangan, tenaga kerja dan tanah serta tingkat kesulitan risikonya," kata Amin.
Untuk itu, lanjut Amin, Pelatihan Bisnis Lanjutan untuk Petani dari Program READSI ini memberikan kesempatan kepada petani dan operator rantai nilai terdekat untuk membangun hubungan antara produksi pertanian dan pasar.
Manager Program READSI, Andi Amal Hayat Makmur menjelaskan, sesuai dengan tujuan dan sasaran yang akan dicapai, Pelatihan Bisnis Lanjutan ini menggunakan pendekatan andragogi.
"Dalam hal ini peserta pelatihan dipacu berpartisipasi secara aktif dengan saling asah, saling asih, dan saling asuh di antara peserta," kata Andi.
Andi berharap, pelatihan yang diikuti 16 orang (3 orang perwakilan dari 4 kelompok) prrwakilan dari Kabupaten Kupang, NTT ini dapat berdampak positif kepada masyarakat dalam mengembangkan usaha taninya.
"Semoga Acara ini berjalan dengan baik dan bermanfaat bagi kita semuanya. Semoga usaha pertanian semakin berkembang dan berdampak pada masyarakat sekitar," kata Andi
KEYWORD :Kementerian Pertanian BPPSDMP Bisnis Lanjutan Program READSI Usaha Petani