Selasa, 17/09/2024 02:25 WIB

Residensi Budaya 2024 Jadi Ajang Diplomasi Budaya Lokal

Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan, Hilmar Farid mengatakan, program tersebut merupakan bentuk kolaborasi yang bertujuan untuk mengenalkan budaya Indonesia

Peserta program residensi pemajuan kebudayaan 2024 dari Banyumas, Jawa Tengah, Otniel Tasman (kanan), bersama peserta dari Australia, Aryo Hall (Foto: Habib/Jurnas.com)

Jakarta, Jurnas.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek), melalui Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, menyelenggarakan Program Residensi Pemajuan Kebudayaan Tahun 2024.

Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan, Hilmar Farid mengatakan, program tersebut merupakan bentuk kolaborasi yang bertujuan untuk mengenalkan budaya Indonesia, serta upaya untuk memperluas dan memperkuat jejaring lokal di kancah Internasional.

"Oleh karena itu, keberlangsungan program ini tentunya perlu didukung, mengingat manfaat jangka panjangnya bagi Indonesia," kata Dirjen Farid di Jakarta, Selasa (30/7).

Kegiatan ini juga merupakan bentuk pelaksanaan pembinaan yang termuat dalam salah satu di antara 4 aspek penguatan tata kelola kebudayaan lainnya, yakni pelindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan.

Target pembinaan ialah para pelaku budaya dan komunitas budaya, baik dalam negeri maupun luar negeri, bersama para ahli dalam bidangnya yang tersebar di 3 lokasi pelaksanaan dengan Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK).

OPK tersebut terdiri antara lain, Tari Topeng Losari, Cirebon, Jawa Barat; Musikalisasi Pantun dan Tradisi Lisan, Pekanbaru, Riau; dan Olahraga Tradisional Jemparingan, D.I. Yogyakarta.

Pelaku Budaya Internasional yang berpartisipasi pada program ini berasal dari Australia, Meksiko, Italia, India, Kanada, Amerika Serikat, Brunei Darussalam, Belanda, Malaysia, Kolombia, India, Ekuador, Thailand, Yunani, Mesir, Filipina, Yordania, dan Polandia.

Pelaku Budaya Internasional tersebut akan berkolaborasi dengan Pelaku Budaya Nasional yang telah terseleksi sejumlah 30 orang beresidensi di ketiga tempat di atas bersama para ahli di masing-masing bidangnya.

Kegiatan Residensi Pemajuan Kebudayaan tahun 2024 merupakan pengembangan dari kegiatan Belajar Bersama Maestro, yang sebelumnya hanya melibatkan pelaku budaya di bidang kesenian saja. Kemudian, pada program Residensi Pemajuan Kebudayaan tahun 2024 diperluas ke 10 titik OPK.

Pengembangan program ini dilakukan untuk menguatkan pemajuan kebudayaan yang mencakup 10 OPK tersebut, dan juga ditetapkan arah tujuannya yakni sebagai diplomasi budaya menuju ke dunia internasional.

Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Restu Gunawan, menuturkan bahwa aspek pembinaan terhadap OPK juga sangat penting dalam menjalankan amanat UU No. 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

“Kami berharap program Residensi Pemajuan Kebudayaan ini menjadi sarana untuk melestarikan budaya Indonesia, sekaligus memperkenalkannya kepada generasi muda sebagai bentuk pembinaan para pelaku budaya,” kata Restu.

Lebih lanjut, Restu menuturkan, Residensi Kebudayaan diawali dengan penyambutan dan jamuan makan malam secara resmi bagi seluruh peserta.

Selanjutnya, para peserta nasional akan menuju ke lokasi untuk memulai residensinya. Selanjutnya, peserta internasional akan menuju Jatiwangi

Art Factory (JAF) untuk dikenalkan khazanah budaya Indonesia secara singkat dan juga pengenalan diri. Setelah itu, mereka akan dikumpulkan dengan para peserta nasional untuk turut belajar bersama para pelaku budaya di tiga lokasi yang telah mereka pilih masing-masing.

“Keluaran program ini diharapkan dapat menciptakan bentuk– bentuk kolaborasi pelestarian OPK berupa karya kreasi baru atau bentuk lainnya dari hasil residensi atau pembelajaran intensifnya bersama pelaku budaya,” kata Restu.

“Hasil dari kolaborasi tersebut, nantinya akan ditampilkan di Halaman Museum Fatahillah Kota Tua Jakarta pada September 2024 mendatang,” imbuh dia.

KEYWORD :

Ditjen Kebudayaan Hilmar Farid Residensi Budaya 2024




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :