Sabtu, 23/11/2024 06:32 WIB

Tingkatkan Nilai Tambah Ekonomi, Kementan Dorong Petani Manfaatkan Sistem Agribisnis

Tingkatkan Nilai Tambah Ekonomi, Kementan Dorong Petani Manfaatkan Sistem Agribisnis

Tingkatkan nilai tambah ekonomi, BPPSDMP Kementerian Pertanian (Kementan) dorong petani manfaatkan sistem agribisnis (Foto: Kementan)

Jakarta, Jurnas.com - Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong para petani dan agropreuner agar mampu memanfaatkan peluang bisnis pengolahan dan pemasaran pertanian atau hilirisasi pertanian, sehingga bisa memberikan nilai tambah bagi ekonomi secara keseluruhan.

Plt. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, dalam berbagai kesempatan menekankan pentingnya peningkatan kualitas manajemen hulu hingga hilir dan nilai tambah, termasuk hilirisasi pertanian oleh petani.

"Keterampilan dan sikap dalam mengembangkan rencana usaha (kelompok tani/gabungan kelompok tani/asosiasi petani) dengan potensi pasar yang besar di lingkup kegiatan pasca panen, pengolahan hasil pertanian dan pengelolaan produk samping harus terus ditingkatkan," kata Dedi.

Untuk itu, BPPSDMP Kementan menggelar Pelatihan Teknis Pengolahan Hasil Pertanian bagi Petani Wilayah Program READSI di 4 Provinsi dan 10 Kabupaten secara serentak melalui zoom meeting bekerjasama dengan UPT/UPTD lingkup BPPSDMP Kementan, di Jakarta, Kamis (1/8).

Kepala Pusat Pelatihan Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan) Muhammad Amin, saat membuka pelatihan tersebut mengatakan, pembangunan pengolah dan pemasaran pertanian atau hilirisasi pertanian tidak hanya memberi dampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat dan petani, tetapi juga bagi perekonomian Indonesia.

"Pada masa ini subsistem hilir yang meliputi pengolahan dan pemasaran hasil pertanian merupakan rangkaian subsistem agribisnis hilir yang sangat strategis bagi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, juga dapat meningkatkan perolehan devisa bagi negara," kata Amin.

Dampak positif lainnya, lanjut Amin, hilirisasi pertanian dapat menumbuhkan industri-industri di perdesaan sehingga dapat menciptakan agropolitan (pengembangan wilayah).

Secara rinci, Amin menuturkan, setidaknya terdapat 7 (tujuh) manfaat yang dapat diperoleh melalui pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian. Pertama, Terciptanya wawasan agribisnis dan budaya industri pada masyarakat.

"Kedua, Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani melalui peningkatan produktivitas dan nilai tambah. Ketiga, Meningkatnya perolehan devisa bagi negara," kata Amin.

Keempat, Berkembangnya kegiatan off-farm yang berupa aktivitas-aktivitas pasca panen, pengolahan, pemasaran, dan jasa jasa. Kelima, Tumbuhnya industri-industri di perdesaan sehingga dapat menciptakan agropolitan (pengembangan wilayah)..

"Keenam, Berkembangnya investasi di perdesaan sehingga aliran dana yang selama ini dari desa ke kota berubah menjadi dan kota ke desa. Ketujuh, Bertambahnya lapangan kerja dan berkurangnya arus urbanisasi," kata Amin.

Lebih lanjut, Amin menuturkan, pembangunan sistem dan usaha-usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian diarahkan pada peningkatan daya saing melalui pembinaan perbaikan mutu dan tampilan produk pertanian.

Kemudian, pemanfaatan teknologi tepat guna yang ramah lingkungan, peningkatan efisiensi pemasaran dan promosi, serta mendukung pengembangan klaster industri.

"Pembangunan sistem dan usaha-usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian didasarkan atas sumberdaya dan budaya lokal, pemanfaatan teknologi ramah lingkungan, dan orientasi pasar," kata Amin.

Sehubungan dengan hal tersebut, lanjut Amin, Program READSI bekerjasama dengan UPT Pelatihan Pertanian lingkup BPPSDMP dan UPTD Pelatihan Provinsi di wilayah Program READSI untuk melaksanakan Pelatihan Teknis Pengolahan Hasil Pertanian Bagi Petani di wilayah program READSI.

Menurutnya, pelatihan tersebut merupakan metode yang tepat, yang dapat menjangkau petani, penyuluh dan insan pertanian lainnya di seluruh Indonesia.

Manager Program READSI, Andi Amal menambahkan, pengembangan pengolahan hasil pertanian, dilaksanakan melalui kegiatan pendampingan pasca pelatihan, untuk memastikan implementasi oleh peserta pelatihan dan tercapainya tujuan utama dalam menghasilkan usaha agribisnis dan hilirisasi produk pertanian untuk meningkatkan nilai tambah produk.

"Melalui pelatihan ini, para petani diharapkan mampu meningkatkan kompetensi teknis dalam pengolahan hasil pertanian (value added) sebagai
upaya peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani di wilayah program READSI," kata Andi.

KEYWORD :

Kementerian Pertanian BPPSDMP Kementan Sistem Agribisnis Nilai Tambah Ekonomi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :