BPPSDMP Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar Pelatihan Teknis Pengolahan Hasil Pertanian bagi Petani Wilayah Program READSI di Sulawesi Tengah (Foto: Kementan)(Foto: Kementan)
Jakarta, Jurnas.com - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) terus berupaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan SDM pertanian, termasuk agar lebih memahami sistem wirausaha pertanian atau agribisnis.
Di antaranya dengan menggelar Pelatihan Teknis Pengolahan Hasil Pertanian bagi Petani Wilayah Program READSI Wilayah Program READSI di Batangkaluku, Kupang, dan UPTD Pelatihan Pertanian, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulawesi Tengah.
Plt. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, dalam suatu kesempatan menkankan bahwa wirausaha pertanian atau agribisnis berperan penting dalam menjamin keberlangsungan pembangunan pertanian.
"Agribisnis sesungguhnya akan menjamin kebersinambungan pertanian kita," kata Dedi.
Dedi juga menyampaikan, salah satu prinsip dalam membangun pertanian di Indonesia ialah di antaranya dengan membangun kolaborasi dengan seluruh offtakers, buyers, eksportir dan foundation yang menyediakan dana dan perbankan.
Berdayakan Masyarakat Pedesaan, Kementan Gelar Pelatihan Legalitas Lembaga Keuangan Mikro
"Prinsipnya kita harus bangun kolaborasi bukan kompetisi. Kita harus bersanding, bukan bertanding. Kita harus merangkul, bukan baku pukul. Kita juga harus memeluk bukan baku gebuk. Itu yang harus kita lakukan," kata Dedi.
Sementara itu, Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, BPPSDMP Kementan, Muhammad Amin mengatakan, pembangunan pertanian selama ini terlampau berorientasi kepada usaha tani (on farm agribusiness) dengan sasaran utama peningkatan produksi dan kurang mengacu kepada sistem agribisnis.
"Sehingga hasilnya tidak sesuai dengan potensi yang dimilikinya, baik terhadap perekonomian nasional maupun khususnya bagi petani sebagai pelaku usaha," kata Amin dalam keterangan resmi diterima di Jakarta, Rabu (7/8).
Padahal, menurut Amin, untuk mensejahterakan masyarakat, khususnya petani, pemahaman dan implementasi sistem agribisnis termasuk subsistem hilirnya yang meliputi pengolahan dan pemasaran perlu dipahami dan diimplementasikan oleh masyarakat termasuk petani.
"Pada masa ini subsistem hilir yang meliputi pengolahan dan pemasaran hasil pertanian merupakan rangkaian subsistem agribisnis hilir yang sangat strategis bagi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat," kata Amin.
Sehubungan dengan hal tersebut, kata Amin, Program Readsi bekerjasama dengan UPT Pelatihan Pertanian lingkup BPPSDMP dan UPTD Pelatihan Provinsi di wilayah Program READSI, melaksanakan Pelatihan Teknis Pengolahan Hasil Pertanian Bagi Petani di wilayah program READSI.
"Pelatihan seperti ini merupakan metode yang tepat, yang dapat menjangkau petani, penyuluh dan insan pertanian lainnya di seluruh Indonesia.
Pemahaman tentang pertanian ramah lingkungan akan diharapkan dapat menumbuhkan “sense of crisis” yang memotivasi untuk merapatkan barisan menghadapi tantangan pertanian saat ini," kata Amin.
Manager Program READSI, Andi Amal menambahkan, pelatihan ini juga telah menerapkan format evaluasi peserta pelatihan yang mengukur peningktan keterampilan peserta pelatihan.
"Jadi bukan hanya sikap atau perilaku peserta dan kognitifnya saja yang dinilai tapi langsung diarahkan untuk penilaian psikomotorik peserta melalui pedoman evaluasi peserta pelatihan yang telah disusun oleh Pusat Pelatihan Pertanian," kata Andi.
Sebagai informasi, Pelatihan yang diikuti oleh 244 petani dari 13 kabupaten wilayah program READSI ini digelar selama 7 (tujuh) hari dari tanggal 1-7 Agustus 2024, yang diselenggarakan melalui kerjasama pengelola program dengan UPT Pelatihan Pertanian Pusat dan atau UPT Pelatihan Pertanian Daerah.
KEYWORD :Kementerian Pertanian BPPSDMP Kementan Sistem Agribisnis Nilai Tambah Ekonomi