Rabu, 06/11/2024 23:20 WIB

Hingga Juli 2024, Kemenkeu Tarik Utang Baru Rp266 Triliun

Sampai dengan 31 Juli, meskipun APBN sudah membuat posturnya seperti itu, dari pembiayaan utang yang Rp648 triliun, baru realisasi Rp266,3 triliun

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati. (Foto ist)

Jakarta, Jurnas.com - Hingga akhir Juli 2024, Kementerian Keuangan mencatat penarikan utang baru RI mencapai Rp266,3 triliun.

“Sampai dengan 31 Juli, meskipun APBN sudah membuat posturnya seperti itu, dari pembiayaan utang yang Rp648 triliun, baru realisasi Rp266,3 triliun, ini berarti realisasi baru 41,1 persen,” ungkap Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Selasa (13/8/2024).

Sri Mulyani menjelaskan, tahun lalu pembiayaan mengalami penurunan issuance yang luar biasa, seharusnya Rp438 triliun menjadi hanya keluar Rp184 triliun SBN issuance.

"Tahun ini sudah naik ke Rp253 triliun, karena semua komoditas sudah reverse back harga, hingga memang defisit diperkirakan pasti lebih tinggi dari 2023, ini sudah terlihat dari pembiayaan kita," ujarnya.

Data Kementerian Keuangan, SBN neto sampai akhir Juli sudah issuance Rp253 triliun atau tumbuh 38 persen dibanding tahun lalu.Hal ini bagian dari countercyclical. waktu ekonomi turun, pihaknya menstabilkan.

"Waktu ekonomi tinggi, issuance-nya lebih kecil sehingga itu mengurangi ledakan dari sisi boom yg tahun lalu, jadi countercyclical in action itu bisa dilihat dari sini. Pinjaman neto kita relatif tidak besar, Rp13,3 triliun, tahun lalu juga Rp11 triliun," kata Sri Mulyani.

Di sisi lain, realisasi pembiayaan non utang tercatat negatif Rp49,3 triliun. Angka ini setara dengan 39,4 persen dari pagu anggaran dalam APBN 2024 sebesar Rp125,3 triliun.

"Jadi kalau kita lihat sampai realisasi sampai 31 Juli, total dari pembiayaan mencapai Rp217 triliun itu 41,4 persen dari postur APBN yg sudah ada di UU APBN kita," kata Sri Mulyani.

Menurut Sri Mulyani, pembiayaan utang pemerintah tumbuhnya cukup tinggi dibanding tahun lalu, tapi itu relatif ontrack terhadap postur. Dibandingkan tahun lalu itu exceptional karena penerimaan luar biasa baik.

"Tugas kemenkeu sekarang yang paling penting sampai 6 bulan ke depan mengendalikan defisit, karena belanja-belanja sudah dialokasikan dan sekarang akselerasi penerimaan harus dipacu. makanya tadi kita lihat berbagai titik balik penerimaan seperti pajak, bea keluar, bea cukai itu adalah hal yang positif," kata Sri Mulyani.

 

KEYWORD :

Sri Mulyani APBN 2024 Utang




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :