Sabtu, 23/11/2024 05:07 WIB

Fahri: Pragmatisme Koalisi Perubahan Terlihat Jelas Saat Ragu Usung Anies di Pilkada Jakarta

Partai-partai pengusung Anies di Pilpres 2024 dikabarkan akan bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus untuk Pilkada Jakarta 2024.

Wakil Ketua Umum DPP Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Fahri Hamzah. Foto: dok. jurnas

JAKARTA, Jurnas.com – Pragmatisme partai yang tergabung dalam Koalisi Perubahan sangat terlihat jelas dalam Pilkada Jakarta ketika mereka menganggap mengusung Anies Baswedan tidak lagi menguntungkan.

Wakil Ketua Umum DPP Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah sudah menduganya sejak Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 lalu.

Menurut Fahri, pada saat Pilpres 2024 lalu, partai yang tergabung dalam Koalisi Perubahan seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai NasDem, dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), pada prinsipya hanya untuk mengamankan suara partai mereka agar tidak mengalami penurunan drastis.

"Dulu mungkin ada (Parpol) yang memerlukan popularitas untuk bisa bertahan agar tidak kehilangan suara pada Pileg 2024. Saya mengatakan, saya tuduh, partai-partai yang mengambil Anies Baswedan saat itu melakukannya untuk bertahan," kata Fahri Hamzah melalui keterangannya, Rabu (14/8/2024).

Dijelaskan mantan Wakil Ketua DPR RI itu bahwa pragmatisme partai-partai tersebut terlihat ketika Anies tidak lagi dipertimbangkan untuk Pilgub Jakarta, karena mereka menganggap mengusung Anies tidak lagi menguntungkan.

Apalagi, partai-partai pengusung Anies di Pilpres 2024 dikabarkan akan bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus untuk Pilkada Jakarta 2024.

"Setelah pemilu selesai, Anies Baswedan tidak diperlukan lagi. Partai-partai itu berpikir seperti itu, tidak ada lagi kepentingan untuk mendukung Anies. Ini saatnya introspeksi bersama. Kami sudah tahu dari awal akan seperti ini, dan mudah-mudahan mereka sadar," pungkasnya.

KIM Belum Bahas

Ketua Umum DPP Gelora Indonesia Anis Matta mengaku masih di internal Koalisi Indonesia Maju (KIM) belum membahas kemungkinan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk bergabung.

"Sampai sekarang kita belum bicarakan di KIM sebagai KIM, ya. Tetapi sebagai proses kita mengikuti saja perkembangannya. Cuma di KIM-nya sendiri kita belum membicarakan sama sekali," kata Anis Matta usai penyerahan Surat Rekomendasi 14 Cakada di Gelora Media Center, Senin (12/8/2024) sore.

Menurut Anis Matta, akan banyak kejutan yang  masih terjadi hingga pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih pada 20 Oktober 2024 mendatang, termasuk soal isu bergabungnya PKS dan kemunculan nama `S`.

"Kalau kita sih santai aja, kayak gitu ya. Jangan tegang dengan persoalan masuk dan keluar, gitu. Cuma menurut saya sampai tanggal 20 Oktober masih akan banyak kejutan lagi yang terjadi. Kalau kita santai saja," katanya.

Namun, Anis Matta meminta soal munculnya nama Suswono, Ketua Majelis Pertimbangan Pusat PKS yang digadang-gadang bakal menjadi calon wakil gubernur dari Ridwan Kamil agar ditanyakan langsung ke PKS.

"Saya kira itu urusan internal PKS, ya. Nah, itu urusan internal PKS. Anda tanyakan kepada mereka itu," ujarnya.

KEYWORD :

Koalisi Perubahan Pragmatisme Partai Pilkada Jakarta




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :