Kementerian Pertanian (Kementan) bersinergi dengan pemerintah Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) menggelar panen padi bersama di Desa Tanjung Aru, kecamatan Sebatik Timur, kabupaten Nunukan, Kaltara (Foto: Kementan)
Nunukan, Jurnas.com - Kementerian Pertanian (Kementan) bersinergi dengan pemerintah Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) dalam meningkatkan produksi pangan, guna menciptakan ketahanan dan swasembada pangan.
Di antaranya dengan menggelar panen padi bersama di Desa Tanjung Aru, kecamatan Sebatik Timur, kabupaten Nunukan, provinsi Kalimantan Utara, Minggu (18/8).
Kegiatan panen bersama, merupakan bagian dari upaya mendukung program nasional Kementan untuk menambah produksi cadangan pangan nasional, khususnya di Kaltara.
Menteri pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, menyampaikan bahwa proses produksi pangan harus terus dilakukan dan ditingkatkan, karena hidup dan matinya suatu bangsa tergantung pada persoalan pangan.
“Ini persoalan perut rakyat, mati hidupnya satu bangsa itu tergantung dari pangannya. Jadi yang perlu kita pastikan agar pangan terjaga itu adalah air, pupuk, telnologi mekanisasi atau alat mesin pertanian, termasuk sumber daya manusia (SDM) pertaniannya,” kata Mentan Amran.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Idha Widi Arsanti, mengatakan isu ketahanan pangan menjadi perhatian khusus pemerintah dengan prioritas program peningkatan ketersediaan, akses dan kualitas konsumsi pangan.
Karenanya, Santi menekankan pentingnya koordinasi serta sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam meningkatkan produksi pangan, di antaranya dengan memkasimalkan program perluasan areal tanam (PAT) seperti percepatan dan pengoptimalan bantuan pompanisasi kepada petani yang membutuhkan.
Staf Ahli Menteri Pertanian bidang Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Rawa Mineral, Pamuji Lestari, yang hadir saat panen padi bersama di kecamatan Sebatik, mengatakan bahwa pertanian di Indonesia tidak baik-baik saja, bahkan negara lain pun juga mengalamai kekurangan pangan akibat dihantam cuaca ekstrem seperti El Nino.
Namun, menurut Pamuji, di Kecamatan Sebatik tidak mencerminkan krisis pangan yang signifikan melainkan mengalami peningkatan mencapai 7 ton pada tahun ini.
“Petani Sebatik ini hebat, meskipun el nino mengancam lahan pertanian tetapi tidak berpengaruh terhadap produktifitas pertanian di Kecamatan Sebatik,” kata Pamuji.
Dalam kesempatan itu, Pamuji menekankan pentingnya upaya peningkatan produksi pangan dalam negeri untuk mencapai swasembada, mengingat kondisi pangan Indonesia yang saat ini dinilai kurang baik.
Ia juga mengingatkan bahwa perubahan iklim, seperti fenomena El Niño, dapat berdampak pada ketersediaan air dan hasil panen, sehingga para petani diimbau untuk terus giat menanam padi.
“Sebatik adalah pulau terluar yang menjadi perhatian khusus. Kondisi pangan kita tidak baik-baik saja, jika para petani tidak giat menanam, kita bisa mengalami krisis pangan. Oleh karena itu, kita berharap Sebatik dan Kalimantan Utara bisa mencapai swasembada,” ujar Pamuji.
Di saat yang sama, Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, BPPSDM Kementan, Muhammad Amin menyampaikan terimakasih atas kerjasama yang terjalin antara Kementan dan Pemerintah Kabupaten Nunukan dalam mewujudkan panen bersama di Desa Tanjung Aru. Ia juga mendorong peningkatan produksi pangan dengan pengoptimalan program PAT di daerah tersebut.
"Diharapkan program PAT melalui pompanisasi dapat dioptimalkan dengan baik, sehingga panen padi yang biasanya dilakukan sekali setahun bisa ditingkatkan menjadi dua kali setahun” kata Amin.
Bupati Nunukan, Hj. Asmin Laura Hafid, menyambut baik sinergi ini dan berharap kerjasama antara Kementan dan Pemerintah Kabupaten Nunukan dapat terus ditingkatkan demi memenuhi kebutuhan pangan di Kabupaten Nunukan dan Kalimantan Utara secara keseluruhan.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) turut memberikan laporan terkait estimasi hasil panen di Desa Tanjung Aru, Sebatik, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kaltara. Produksi Gabah Kering Panen (GKP) di daerah tersebut mencapai 4,6 kg per plot, dengan potensi produksi sebesar 7,1 ton GKP per hektar.
Varietas padi yang ditanam di daerah tersebut meliputi Impari 32, dan Mingkongga. Tahun ini, terdapat peningkatan produksi dari 5 ton GKP di tahun lalu menjadi 7,1 ton GKP.
Dengan hasil yang menggembirakan, Sebatik diharapkan dapat menjadi salah satu penyuplai cadangan pangan untuk Kabupaten Nunukan dan berpotensi mendukung ketahanan pangan di Kalimantan Utara.
Kegiatan panen bersama ini menjadi langkah awal yang positif dalam upaya mencapai swasembada pangan di Kalimantan Utara, dan diharapkan dapat menjadi motovasi bagi kelompok tani disekitar untuk terus meningkatkan produksi pangan demi memenuhi kebutuhan dalam negeri.
KEYWORD :Kementerian Pertanian BPPSDMP Kementan Pemkab Nunukan Produksi Pangan Kalimantan Utara