Media gathering Universitas Tarumanagara (Foto: Muti/Jurnas.com)
Jakarta, Jurnas.com - Rektor Universitas Tarumanagara (Untar), Prof. Agustinus Purna Irawan, mengatakan bahwa upaya membangun reputasi perguruan tinggi yang dipimpinnya tak lepas dari kolaborasi pentahelix.
Pentahelix merupakan kolaborasi yang melibatkan lima aspek, yakni akademisi, pelaku bisnis, komunitas, pemerintah, dan media massa.
Kolaborasi semacam inilah yang dia terapkan ketika pertama kali menjadi Rektor Untar pada 2016 lalu hingga tahun ini, sehingga sukses melambungkan nama Untar sebagai salah satu perguruan tinggi swasta yang diperhitungkan.
"Perjuangannya tidak mudah selama ini. Apa yang dilakukan bersama, banyak sekali pembenahan. Dukungan LLDikti dan juga teman-teman media. Karena media menyemangati juga untuk lebih ke depan lagi," kata Agustinus dalam kegiatan media gathering beberapa waktu lalu.
Agustinus mengakui bahwa dulunya Untar terbilang tertutup dari sorotan media. Namun, pihaknya mulai membuka diri setelah menyadari besarnya potensi prestasi yang dimiliki oleh kampus yang berada di bawah Yayasan Tarumanagara tersebut.
"Mulai terbuka setelah saya jadi rektor. Untar tidak bisa seperti ini karena kontribusinya besar. Akhirnya humas membuka diri dan apa yang dimiliki bisa dibagikan," ujar dia.
Peningkatan reputasi Untar juga diiringi dengan pembenahan program secara internal. Untar terus mengembangkan kolaborasi dengan pemerintah daerah, hingga membuka kesempatan luas berkuliah dengan skema beasiswa.
Sementara itu, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah III DKI Jakarta, Toni Toharudin mengatakan Untar merupakan satu dari 115 perguruan tinggi swasta yang sudah terakreditasi unggul.
Akreditasi ini, menurut Toni, merupakan indikator bahwa pimpinan perguruan tinggi memiliki perhatian khusus terhadap kualitas.
"Prodi yang terakreditasi di Untar ada 19, kemudian ada juga yang terakreditasi internasionalnya. Ini indikator turunan dari akreditasi yang sudah luar biasa," ujar dia.
KEYWORD :Untar Universitas Tarumanagara Pentahelix Agustinus Purna Irawan