Jum'at, 13/09/2024 12:10 WIB

Ini Isi Rekaman Pembicaraan Dokter Aulia Risma ke Orangtua Sebelum Meninggal Dunia

Kasus kematian dokter muda Aulia Risma Lestari sedikit demi sedikit mulai menemui titik terang.

Dekan FK Undip (ketiga dari kiri) dan jajarannya mengunjungi keluarga dr Risma Aulia di Tegal. (Jurnas/Dok FK Undip).

Semarang, Jurnas.com- Kasus kematian dokter muda Aulia Risma Lestari yang merupakan mahasiswi Universitas Diponegoro (Undip) sedikit demi sedikit mulai menemui titik terang. Terbaru, dalam rekaman voice note almarhum dr. Aulia Risma Lestari yang dilakukan kepada orang tuanya via HP-nya terungkap, jika almarhum menderita kesakitan yang sangat akut akibat punggungnya mengalami kecetit.

Kecetit adalah kondisi punggung kecetit, atau dalam istilah medis merupakan kondisi yang disebut HNP.  Atau hernia nucleus pulposus,  kondisi ketika ada salah satu struktur tulang belakang yang keluar dari posisi aslinya, dan menekan saraf tulang belakang sehingga menimbulkan nyeri.

Dalam rekaman suara itu terungkap, almarhumah bahkan untuk sekedar beranjak dari tempat tidurnya di kosan, untuk membeli air minum saja tidak mampu dialakukan. Dan musti meminta tolong kepada salah seorang pesuruh atau Costumer Service (CS). Sekaligus almarhumah menyatakan kesakitan akut yang dideritanya kepada orang tuanya, atau ayahnya, bukan karena akibat hukuman pihak manapun, apalagi tindakan hukuman dari seniornya saat menjalani PPDS Anastesi di FK Kedokteran Undip.

Rekaman suara itu bahkan telah diserahkan pihak kuasa hukum keluarga kepasa pihak investigasi Kemenkes demi penyelidikan lebih lanjut. Berikut rekaman lengkap VN antara almarhumah dr Aulia dengan ayahnya:

“Ngga pak, aku tu pak, tiap pulang badanku tu pak, sakit semua. Kakiku tu kapalan. Iya mandi itu aku juga jarang, aku pulang itu mending milih makan banyak pak. Dari pada mandi.

Terus, apa namanya, e, mau  (suara amarhumah terbatuk-batuk) biasanya aku baruk kan biasanya ngga bisa minum obat. Kalau diterusin batuknya ilang sendiri. Ini udah mendingan. Batuknya tinggal dikit.

Tiap bangun tidur aku itu pak, badannya sakit semua, punggungnya sakit pak. Banhun harus pelan-pelan. Kalau ngga pelan-pelan ngga bisa bangun. Aku aka tadi mau minum susah. Di bangsal tadi kan minumnya habis kan. Terus aku minta tolong CS (Costumer Service) terus aku kasih 50 ribu (rupiah). Aku minta nitip minum, buat dia beliin minum, kan aku ngga bole ke mini market, ga bole ke kantin sama sekali tho.

Terus kembaliannya aku kasihkan dia tho, dikasih 30 ribu aja dia seneng banget lo. Bener bener ya pak, di sini tu, program kerjanya panjang-panjang. Aku tanyak temen yang di UNS 24 jam pak (panjang programnya),” bunyi voice not tersebut.

Secara terpisah, sebagaimana dijelaskan Ketua Tim Ad hoc Dr. Nuryanto, S.Gz, M.Gizi, selaku perwakilan Dekanat Fakultas Kedokteran Undip, selama ini atau sepanjang program PPDS Anastesi berlangsung, sudah banyak dilakukan FK Undip melalui Prodi Anestesi kepada almarhumah semasa hidupnya.

Seperti Kepala Program Studi (KPS) Anestesi selalu memberikan ijin dan kelonggaran saat almarhumah ijin sakit.

"Selain itu, KPS senantiasa menfasilitasi almarhumah untuk mendapat konseling di Badan Konseling Mahasiswa FK (BKMF)," kata Dr. Nuryanto, S.Gz, M.Gizi, di Semarang baru-baru ini.

KPS, imbuh dia, juga telah lama membentuk Support System di angkatan untuk mem- back up almarhumah. Mulai dari pendampingan, hingga back up jadwal jaga dan operasi pada saat almarhumah tiba-tiba tidak masuk karena sakit atau saat ijin pengobatan.

KEYWORD :

Aulia Risma Undip Kemenkes Sakit




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :