Sabtu, 21/09/2024 08:16 WIB

Barantin Kirim 1.325 Jenis Tanaman Herbal Lokal ke TSTH2 Sumut

Tanaman herbal yang dikumpulkan dari 514 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia itu, kata Sahat, telah melalui proses kompetensi dari pejabat karantina di daerahnya masing-masing

Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin) Sahat M Panggabean ketika meninjau proses persiapan pengiriman ribuan benih tanaman herbal di Satuan Pelayanan Karantina DKI Jakarta di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin) Sahat M Panggabean menyampaikan, pihaknya akan mengirim 1.325 jenis tumbuhan herbal asli Indonesia alias lokal untuk ditanam di Taman Sains Teknologi Herbal dan Hortikultura (TSTH2) Sumatera Utara (Sumut).

Tanaman herbal yang dikumpulkan dari 514 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia itu, kata Sahat, telah melalui proses kompetensi dari pejabat karantina di daerahnya masing-masing.

"Nah ini data yang masuk dari Karantina itu ada sekitar 1325 jenis yang terkonek di data di karantina. Tapi juga dari yang lain-lain juga masih ada, jadi jumlahnya bisa lebih banyak dari situ," kata Sahat.

Hal tersebut Sahat sampaikan ketika meninjau proses persiapan pengiriman ribuan benih tanaman herbal di Satuan Pelayanan Karantina DKI Jakarta di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Minggu (25/8/2024).

Sahat juga memastikan, lebih dari 4.300 batang tanaman herbal yang akan dikirim ke TSTH2 Sumut guna mendukung Program Strategis Nasional (PSN) tersebut, telah dikarantina, diperiksa di laboratorium dan bebas dari penyakit, serta terdapat barcodenya.

"Kalau kita perhatikan tadi ada barcode-nya, ada traceability di situ. Jadi semua data terkait dengan tanaman ini ada semua dan bisa ditambahkan traceability," ujar Sahat.

Adapun proses karantina yang dimaksud ialah meliputi pemeriksaan dokumen, fisik, dan laboratorium.

Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mendeteksi dan mengidentifikasi Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) seperti serangga, tungau, nematoda, gulma, moluska, cendawan, bakteri, fitoplasma, virus dan viroid.

Setelah dilakukan pemeriksaan karantina, bibit tersebut akan dikirim ke Bandara Internasional Sisingamangaraja XII, Silangit, Sumatera Utara yang selanjutnya akan didistribusikan ke TSTH2 di Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan.

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Nani Hendiarti mengatakan, program ini merupakan kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan juga Pemerintah China, khususnya di bidang riset.

"Dari Chinanya kita menggunakan payung kerja sama G2G, jadi ada goverment to goverment dari Indonesianya Kemenko Marves dan dari China NDRC, (semacam Bappenas yang ada di Pemerintahan China)," kata Nani.

Selain itu, Nani menambahkan, jika program ini berhasil maka nantinya akan dikembangkan lebih jauh di bidang industri, dengan target dapat tercapai dalam dua atau tiga tahun kedepan.

"Mudah-mudahan dapat lebih cepat," ujar Nani menambahkan.

Sebagai informasi, TSTH2 Sumut yang merupakan bagian dari PSN yang dimotori oleh Kemenko Marves itu, bertujuan membuat lokasi budidaya dan pengembangan tanaman herbal dari seluruh Indonesia.

Termasuk, melaksanakan penelitian dan pembuatan obat-obatan herbal berskala Internasional, serta direncanakan juga menjadi pusat penelitian dan sumber bibit unggul untuk pertanian di Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumut.

KEYWORD :

Badan Karantina Indonesia Kepala Barantin Sahat M Panggabean Tanaman Herbal TSTH2 Sumut




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :