Marlen Sitompul | Sabtu, 13/05/2017 18:28 WIB
Silaturahmi Rumah Gerakan 98 ke Ketum Hanura Oesman Sapta Odang
Jakarta - Melihat perkembangan situasi dan kondisi politik dalam negeri yang dipengaruhi fundamentalis pasar dan agama, maka dianggap perlu adanya eksistensi dalam menjaga negara dari rongrongan para sengkuni.
Pengurus Dewan Pimpinan Nasional (DPN)
Rumah Gerakan 98 melakukan gerakan "Merawat Kebangsaan" yang bertujuan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Ketua Umum DPN
Rumah Gerakan 98, Bernard Ali Mumbang Haloho menjelaskan, misi gerakan ini untuk mewujudkan Trisakti Bung Karno; berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang kebudayaan.
"Visi
Rumah Gerakan 98 adalah Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, adil dan makmur," kata Bernard, saat melakukan silaturahmi dengan Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang.
Menurutnya, platform
Rumah Gerakan 98 ini untuk merawat kebangsaan dan menolak segala bentuk oligarki kekuasaan. "Kami juga menolak oligarki kekuasaan yang dapat merongrong masa depan Indonesia, sehingga mendukung pemerintahan yang sah saat ini merupakan keniscayaan," tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Sekjend
Rumah Gerakan 98 Sayed Junaidi Rizaldi mengatakan,
Rumah Gerakan 98 berada di garis Kepemimpinan
Presiden Jokowi.
"Hari ini di sekitar
Presiden Jokowi banyak sengkuni yang masih setengah hati mendukung pemerintahan yang sah," katanya.
Menurutnya, ada pun alasan
Rumah Gerakan 98 mendukung Jokowi karena tidak memiliki beban masa lalu. "Jokowi itu anak kandung reformasi. Kehidupan masa lalunya bersih dari skandal korupsi, kolusi, dan nepotisme maupun kejahatan HAM," terang Sayed.
Sementara, OSO menyampaikan bahwa reformasi saat ini merupakan hasil gerakan mahasiswa angkatan 1998. Namun, sejumlah tuntutan para aktivis saat itu belum dapat membawa perubahan yang signifikan.
"Kenapa para aktivis 1998 tidak terjun ke dunia politik untuk turut mengarahkan jalannya reformasi? Ini sangat disayangkan," kata OSO.
Meski demikian, Ia mengapresiasi visi, misi, dan platform DPN
Rumah Gerakan 98. Menurutnya, sikap tersebut baik sebagai generasi yang mencintai bangsa dan negaranya.
"Apalagi infiltrasi sudah terjadi dari luar maupun dalam. Contoh dari luar itu perkembangan medsos yang mengkhawatirkan. Kabar salah bisa jadi benar, dan yang benar bisa dibuat jadi salah. Serangan dari luar termasuk narkoba. Narkoba telah banyak memakan korban dari kalangan generasi muda," katanya.
Diakhir pertemuan, OSO memberi saran agar DPN
Rumah Gerakan 98 mengadopsi "5 S" dalam menjalankan organisasi. "5 S" dimaksud adalah, Strategi, Struktur, Skill, Sistem, Speed.
"Dalam hal struktur misalnya, jangan sampai mengisi dengan sembarangan orang. Struktur itu harus diisi dengan orang-orang yang memiliki kapasitas dalam menjalankan fungsinya, termasuk skill," demikian OSO.
KEYWORD :
Presiden Jokowi Rumah Gerakan 98 Ormas Radikal