Senin, 25/11/2024 14:25 WIB

Peneliti PNJ Kembangkan Drone Deteksi Penyakit Padi

Drone tersebut ditampilkan dalam pameran Higher Education Partnerships Conference (HEPCON) 2024 di Jakarta pekan ini.

Indra memamerkan drone pertanian buatan peneliti Politeknik Negeri Jakarta (Foto: Muti/Jurnas.com)

Jakarta, Jurnas.com - Kelompok peneliti dari Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) mengembangkan pesawat tanpa awak (drone) khusus di bidang pertanian. Drone tersebut ditampilkan dalam pameran Higher Education Partnerships Conference (HEPCON) 2024 di Jakarta pekan ini.

Indra Hermawan, salah satu peneliti PJN dari Jurusan Informatika dan Komputer mengatakan, drone quadcopter bernama `Smart Drone for Agriculture` ini awalnya dikembangkan hanya untuk melakukan pemetaan di persawahan. Namun, seiring berjalannya penelitian, berkembang untuk meningkatkan produktivitas panen.

"Karena ternyata lebih dari 40 persen hasil pertanian, habis oleh penyakit atau hama atau burung. Dari situ kami alihkan penelitian kami ke pendeteksian penyakit pada tumbuhan padi," kata Indra kepada Jurnas.com.

Mekanisme drone pintar ini, lanjut Indra, ialah dengan mengambil gambar dan selanjutnya diproses guna mengklasifikasi penyakit pada tanaman padi yang diambil. Petani juga bisa mengetahui secara persis lokasi penyakit pada tanaman padi berkat teknologi GPS yang terpasang pada drone tersebut.

"Ke depannya kita coba kembangkan dengan mengintegrasikan ke sistem penyemprotan. Jadi selain mengetahui lokasi dan penyakitnya, bisa juga melakukan penyemprotan," dia menambahkan.

Saat ini, Indra dan rekan-rekan penelitinya telah mengumpulkan total 10 jenis penyakit pada tanaman padi dalam database. Dia juga menyediakan dua jenis pemrosesan data untuk menganalisis gambar yang dihasilkan, yakni komputasi secara langsung di perangkat drone, dan dikirimkan melalui cloud.

"Ada kelemahan dan kelebihan, kalau komputasi secara langsung kita tidak perlu koneksi internet. Tapi kalau kita lakukan pemrosesan secara langsung itu lebih lambat. Kalau yang komputasi, memang lebih cepat tapi tergantung pada koneksi." ujar Indra.

Tingkat akurasi juga masih terus dikembangkan meski drone ini sudah disuntikkan teknologi kecerdasan buatan (AI). Dalam beberapa kasus, penyakit tanaman padi tidak tampak oleh kamera drone.

"Kalau yang sudah parah solusinya akan dibiarkan oleh petani, karena pasti padinya tidak ada berisi. Tapi kalau bisa menemukan dalam tingkat keparahan cukup rendah kan masih bisa diobati," kata dia.

Ke depan, Indra berharap drone buatan PNJ mampu meningkatkan kapasitas panen guna mendongkrak kesejahteraan para petani. Dengan demikian, hal ini juga mampu menarik atensi generasi muda yang diharapkan menjadi petani masa depan Indonesia.

"Kalau petani berpenghasilan tinggi juga bisa menarik atensi anak muda bahwa petani itu tidak mesti kotor, capek, dan lain sebagainya. Ada penghasilannya juga," ujar Indra.

KEYWORD :

Drone Pertanian Politeknik Negeri Jakarta Indra Hermawan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :