Rektor Universitas Pancasila, Prof. Dr. Ir. Marsudi Wahyu Kisworo (Foto: Ist)
Jakarta, Jurnas.com - Perundungan (bullying) di perguruan tinggi menjadi perhatian publik akhir-akhir ini. Padahal, lembaga ini seharusnya berperan menyiapkan sumber daya manusia (SDM) unggul guna menyambut Indonesia Emas 2045.
Hal ini menjadi perhatian serius Universitas Pancasila. Untuk mencegah perundungan di lingkungan kampus, Rektor Universitas Pancasila Prof. Dr. Ir. Marsudi Wahyu Kisworo mengatakan pihaknya menerapkan dua pendekatan.
"Pertama persuasif, yakni memberikan internalisasi kepada mahasiswa Universitas Pancasila. Universitas Pancasila ini kan perguruan tinggi yang harus menjaga nilai-nilai luhur pancasila. Perilku bullying dan kekerasan seksual itu tidak cocok dengan nilai itu," kata Marsudi dalam konferensi pers di Kampus Universitas Pancasila, Jakarta, pada Senin (2/9).
Adapun pendekatan kedua ialah respresif melalui serangkaian peraturan rigid. Mahasiswa, dosen, maupun sivitas akademik yang melanggar peraturan tersebut terancam sanksi.
"Selama ini (perundungan) belum pernah terjadi, tapi unit-unitnya sudah dibentuk, baik untuk penanganan persuasif maupun represif sudah disiapkan," ujar Marsudi.
AIPKI Sesalkan Pemberhentian Prodi PPDS FK Undip
Per Senin (2/9) ini, Universitas Pancasila resmi menghapus dua posisi wakil rektor (warek) dari sebelumnya berjumlah empat. Terkait perundungan, lanjut Marsudi, nantinya ada berada di bawah Wakil Rektor Bidang Sumber Daya.
"Nanti ada direktorat pengelolaan sarpras yang tugas utamnaya membuat kampus ini aman, nyaman, dan bersih," dia menambahkan.
Mencegah perundungan di lingkungan kampus, menurut Marsudi, cukup penting dilakukan. Apalagi, Universitas Pancasila sudah masuk peringkat ke-22 kampus hijau (green campus) di dunia.
"Artinya dalam sisi lingkungan sudah oke, tinggal keamanan dan kenyamanannya," kata Marsudi.
KEYWORD :Universitas Pancasila Perundungan Marsudi Wahyu Kisworo Kasus Bullying
